Proses jual beli di tengah era digital kini sudah bertransformasi menuju wujud pasar digital. Penggunaan teknologi telekomunikasi sebagai media pemasaran dan transaksi dengan calon konsumen telah menjadi budaya dan tren sistem pasar modern, termasuk dengan maraknya penggunaan sistem pembayaran online . Menyadari hal ini, Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM menggelar workshop dengan tema ‘Menuju Smart UMKM dan UMKM Go Digital’ pada Rabu (19/4). Diadakan di Gedung Pusat UGM, kegiatan ini menjadi ajang pertemuan dan penyegaran bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya UMKM yang pernah dan masih menjadi binaan UGM.
“Dulu ada anggapan bahwa yang bisa berkembang adalah mereka yang dekat dengan ibu kota karena pasarnya ada di sana. Tapi, sekarang dengan teknologi digital ketika kita berjualan pasarnya bisa sampai mana-mana. Karena itu, kami mendorong teman-teman untuk mendorong go digital,” ujar Direktur Direktorat Pengabdian UGM, Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., saat membuka workshop ini.
Sejak tahun 2013 silam, LPPM UGM memang telah memulai rangkaian pelatihan pengembangan UMKM yang diawali dengan penyuluhan mengenai cara mengemas produk, pembuatan label, pemasaran, hingga kini mulai merambah ke aspek penggunaan teknologi digital. Peluang untuk dapat menangkap pasar yang terbuka luas dianggap masih menjadi permasalahan yang saat ini masih terus dihadapi oleh UMKM. Pada era pasar dunia yang terbuka ini, suatu usaha tidak akan mungkin bertahan apabila tidak secara sadar meningkatkan mutu produk dan pelayanan kepada pelanggan.
Dalam workshop kali ini, UGM mengundang puluhan peserta yang berasal dari pelaku UMKM di Desa Binaan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, yaitu Desa Wanurejo, Borobudur, Desa Karang Tengah, Imogiri, dan 4 desa dari Klaten, yaitu Desa Jomboran, Desa Krakitan, Desa Jimbung dan Desa Bugisan. Melalui kegiatan ini para peserta mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang teknik peningkatan mutu produk yang inovatif dan kompetitif, cara untuk membangun jejaring bisnis dan strategi mengakses permodalan secara mudah, serta penggunaan media online seperti Android untuk proses pemasaran dan transaksi dengan konsumen.
“Kami akan mengajarkan bagaimana mereka bisa menjual produk mereka lewat Android dan bagaimana pembayarannya. Salah satunya kami dititipi oleh menteri BUMN untuk mengembangkan desa di sekitar Borobudur, kami dampingi bagaimana supaya pemesanan homestay, misalnya, bisa lewat Android,” jelas Irfan.
Selain memberikan pembekalan melalui pelatihan ini, UGM juga menjaga keberlanjutan program ini dengan menerjunkan mahasiswa KKN untuk mendampingi para pelaku UMKM yang telah dibina sebelumnya.
“Aplikasinya sudah ada dan kami sudah berikan pembekalan supaya mereka paham dulu. Nanti detailnya akan dikerjakan oleh anak KKN yang hadir di lokasi untuk mendampingi mereka,” imbuhnya.
Ia berharap melalui kegiatan ini para pengusaha binaan UGM dapat semakin mengembangkan kapasitas pribadi dan usaha mereka agar dapat memperluas jaringan pemasaran dan meningkatkan kesejahteraan.
“Teknologi digital dapat membuka pasar lewat jaringan internet yang bisa menjangkau seluruh dunia. Di sini ada ahli-ahlinya yang siap membantu. Saya berharap produk-produk kita bisa menjangkau dunia, dan hasilnya bisa dinikmati dalam jangka waktu yang tidak lama,” pungkas Irfan. (Humas UGM/Gloria)