Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr. Wening Udasmoro M.Hum., D.E.A., melepas keberangkatan Tim UGM Maritime Culture Expedition “Sangihe: The Northern Gate of Nusantra”. Pelepasan ditandai dengan pemakaian jaket selam kepada Fuad Anshori selaku ketua tim Ekspedisi UGM Maritime Expedition, Departemen Arkeologi, FIB UGM, di ruang sidang I Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jumat (21/4).
Tim I akan melakukan ekspedisi selama 15 hari, 25 April-10 Mei 2017 di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Untuk kegiatan inventarisasi potensi tinggalan budaya arkeologi Maritim Kabupaten Kepulauan Sangihe Abad 18-20 Masehi ini melibatkan 15 mahasiswa UGM.
Wening Udasmoro berharap kegiatan ekspedisi maritim ke Sangihe dapat berjalan dengan baik sehingga tim berangkat dan pulang dengan selamat. Ia juga mengingatkan agar tim selalu berhati-hati, jika mendapati cuaca yang kurang bersahabat untuk tidak memaksakan melakukan penelitian.
“Mudah-mudahan tim ini akan berhasil dan menjadi inspirasi bagi tim lain di FIB maupun di fakultas-fakultas lain,” katanya.
Dr. Anggraeni, M.A selaku Ketua Departeman Arkeologi, FIB UGM, berharap agar mahasiswa yang melakukan ekspedisi Sangihe dapat menemukan banyak hal penting, seperti kapal yang tenggelam, apakah itu kapal perang ataukah kapal dagang.
Menurut Anggraeni, ada banyak hal di Sangihe yang perlu digali lebih lanjut. Mereka sudah tahu titik-titiknya, namun belum mendapatkan informasi lebih dalam. Karena itu, ekspedisi tidak hanya dilakukan di bawah laut, namun juga di darat.
“Semua itu untuk mendukung potensi atau peran penting Sangihe di masa lalu untuk maritim. Tentu ada pelabuhan kuno, tinggalan-tinggalan yang bukan hanya lokal tapi juga kolonial. Posisi Sangihe di bagian terluar nusantara menjadi posisi yang penting sebagai salah satu pintu gerbang,” katanya.
Sebanyak 15 mahasiswa Tim Ekspedisi Sangihe tidak hanya berasal dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, namun juga melibatkan dari Sekolah Vokasi UGM. Mereka adalah Fuad Anshori, Sheila Ayu Rachmadiena, Muslim Dimas Khoir, Sultan Kurnia, Mahardika Budiansyah, Arraghib M. Nizham, Muhamad Destrianto, Fairuz Aziz dan Arsyananda Rabbani. Turut pula Dwi Kurnia Sandy, Wastu Hari Prasetya, Alan Putra Arma, Munandar Aji W, Nurdin Nasyar Gusfa, dan Natu Natasha.
Fuad Anshori berharap ekspedisi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu Arkeologi, khususnya Arkeologi Maritim, Sejarah, serta Antropologi. Selain itu, diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Adapun ekspedisi bertujuan mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan mendokumentasikan tinggalan- tinggalan arkeologis di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada abad 18-20 Masehi. Selain itu, juga mampu menjelaskan rekonstruksi sejarah budaya maritim di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada abad 18-20 masehi.
“Tentu saja, tim berkeinginan agar tinggalan-tinggalan arkeologis di Kepulauan Sangihe berpotensi menjadi aset untuk pemberdayaan masyarakat,” paparnya. (Humas UGM/ Agung)