“Revolusi Produksi dan Produk PT. Pagilaran” menjadi tema sentral menandai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 PT. Pagilaran. Tema tersebut mencerminkan pesan penting bahwa PT Pagilaran berkeinginan merevolusi produksi dengan membuat berbagai inovasi produk. Selain itu, dengan manajemen yang mantap diharapkan mampu menerjemahkan faktor eksternal (pasar) ke dalam sistem perencanaan yang terukur.
Dr. Rahmat Gunadi, Direktur Utama PT. Pagilaran, mengatakan revolusi produksi dan produk haruslah berdasar pada peningkatan kompetensi dan integritas sumber daya manusia sehingga dapat mendukung PT. Pagilaran menjadi entitas bisnis yang tangguh. Perusahaan yang selalu siap menghadapi perubahan iklim usaha yang dinamis.
“Kenapa menggunakan tema revolusi produk dan produksi karena kita sudah cukup panjang bekerja keras dan kedepan perlu ditambah bekerja keras yang cerdas. Berbicara soal peningkatan komitmen SDM di seluluruh jajaran PT. Pagilaran maka tanpa kompetensi yang terekspresi dalam produksi dan produk yang bagus maka semuanya akan sia-sia. Karena itu, tahun ini kita mengusung tema revolusi produksi dan produk,” ujar Rahmat Gunadi, di lapangan PT. Pagilaran, Batang, Minggu (7/5) saat memimpin pembukaan HUT ke-53 PT Pagilaran.
Rahmat Gunadi mengungkapkan, pada tataran nasional dan internasional, PT. Pagilaran sudah dikenal sebagai perusahaan penghasil teh dengan kualitas yang bagus. Selain itu, PT. Pagilaran tercatat sebagai pemasok dan eksportir teh yang besar dengan kualitas yang bagus. Bahkan, omsetnya mencapai 8.000 ton setiap tahun atau sekitar 152 milyar.
Oleh sebab itu, dengan produksi dan pemasaran yang terus meningkat, manajemen terus mendorong unit-unit di kebun, menjalin kerja sama dengan mitra dan melakukan diversifikasi produk.
“Kita terus mendorong baik volume maupun kualitas, diversifikasi dalam bentuk teh premium, misalnya dari bahan yang sama dan dari kebun yang sama, namun bisa dengan skenario pengolahan yang berbeda menghasilkan produk yang berbeda pula. Di sinilah arti penting knowledge koki-koki yang dimiliki oleh tenaga-tenaga PT. Pagilaran dipertaruhkan kompetensinya setiap saat,” terangnya.
Memasuki usia ke-53, Rahmat Gunadi mengakui PT. Pagilaran harus terus-menerus menyemangati diri karena pekerjaan di sektor perkebunan ini tidak pernah selesai. Belum lagi, saat ini situasi perdagangan sedang diwarnai oleh kondisi yang kurang bagus, terutama di industri perkebunan.
“Negara-negara di luar sana nampaknya tidak menginginkan pertanian, termasuk di dalamnya perkebunan Indonesia maju maka isu soal penolakan sawit Indonesia begitu keras, di Kakao juga begitu kita dihantam beberapa bulan lalu dengan isu-isu yang menyebabkan harga Kakao menjadi tidak bagus,” paparnya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih pada insan-insan PT. Pagilaran yang telah turut mambantu memajukan perusahaan. Melalui industri teh, PT. Pagilaran telah berkontribusi dalam membangun ekonomi bangsa.
“Jadi, kami mengucapkan terima kasih karena 2005 pernah mendapat cobaan, dan mampu bangkit kembali dalam waktu tiga tahun, bangkit kembali dan menjadi 100 besar. Urutan 92 devisa terbesar bagi Indonesia, jadi bapak ibu sekalian adalah pahlawan devisa bagi indonesia,” kata Dwikorita.
Rektor UGM bersyukur PT. Pagilaran menjadi bagian sejarah UGM. PT. Pagilaran sejak Oktober 2016 telah menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada. Untuk itu, UGM membuka bagi tunas-tunas muda Pagilaran mau menempuh ilmu hingga sarjana.
“Kita minta anak-anak muda Pagilaran didukung untuk belajar setinggi-tingginya agar bisa menembus persaingan yang ada di UGM. Melalui Penjaringan Bibit Unggul Kemitraan, di antaranya, dan setelah lulus kita berharap mau melanjutkan mewujudkan kedaulatan teh di PT. Pagilaran,” imbuhnya.
Dr. Muhamad Askari, S.Si., M.Si, selaku ketua panitia menyatakan banyak kegiatan digelar dalam rangka HUT ke-53 PT. Pagilaran. Ada lomba perbaikan dan perawatan kebun yang diikuti Unit Produksi di PT Pagilaran. Selain itu, diadakan pula Festival Revolusi Produksi Teh, yaitu lomba berupa lomba produktivitas dan kualitas produksi pucuk teh plasma.
“Selain itu, kita menggelar pula lomba produktivitas kinerja kolektif SDM antarbagian. Kemudian ada lomba kuliner teh nasional, tea walk, resepsi internal, ekspose seni-budaya dan malam syukuran,” katanya. (Humas UGM/ Agung; foto: Adit)