Fakultas Farmasi UGM bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia DIY dan PT. Pfizer Indonesia mengadakan Pharmacy Education Program (EduPharma). Kegiatan tersebut merupakan seminar yang menghadirkan para pembicara ahli dalam bidang kefarmasian. Seminar tersebut diadakam di Gedung Unit V Fakultas Farmasi pada Minggu (7/5) dengan mengusung tema “Peningkatan Kompetensi Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian.” Hadir dalam seminar tersebut beberapa pakar bidang kefarmasian, yakni dr. Hari Yusti Laksono, Sp.JP., Prof. Dr. Zulies Ikawati, Apt., Ika Puspita Sari M.Si., Ph.D., Apt., dan Wimbuh S.Si., M.H., Apt.
Pada sesi pertama, materi diberikan oleh dr. Hari Yusti Laksono, Sp.JP. Sebagai dokter spesialis di bidang jantung dan pembuluh darah, ia memaparkan beberapa perkembangan penanganan risiko kardiovaskuler pada pelayanan kefarmasian. Dalam paparannya dr. Hari fokus pada hipertensi dan dyslipidemia.
“Perlu ada strategi bersama antara dokter dan apoteker untuk mewujudkan pengobatan yang tetap rasional namun tetap menjaga mutu,” ujar dr. Hari.
Selanjutnya, pada sesi dua materi disampaikan oleh Ika Puspita Sari M.Si., Ph.D. Pada paparannya Ika menyampaikan bagaimana penggunaan antibiotik yang rasional. Menurutnya, penggunaan antibiotik yang rasional perlu dilakukan karena banyak sekali bakteri penyebab penyakit yang resisten. Munculnya resistensi pada beberapa bakteri turut mendesak update perkembangan dari antibiotik.
Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia DIY, Wimbuh S.Si., M.H., Apt., menyampaikan apresiasinya kepada para peserta yang hadir mengikuti EduPharma. Para peserta seminar yang merupakan apoteker di wilayah DIY begitu antusias mengikuti kegiatan ini.
Wimbuh juga menyampaikan bahwa kegiatan seminar ini sangat baik bagi apoteker untuk mengetahui update perkembangan informasi dan teknologi bidang farmasi terkini. Wimbuh menambahkan bahwa kompetensi para apoteker harus terus diperbarui karena banyak perkembangan yang terjadi di berbagai bidang, seperti bidang teknologi, pola penyakit, dan sistem pengobatan.
Menurut Wimbuh, pengetahuan tersebut tidak hanya akan berguna bagi apoteker tetapi juga bagi para pasien yang akan dilayani oleh apoteker. “Semoga dengan ilmu yang diberikan ini para apoteker dapat lebih percaya diri pada saat melakukan praktik di bidang kefarmasian,” ungkap Wimbuh.
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, M.Si., Apt., yang turut hadir pada acara tersebut megatakan bahwa kegiatan EduPharma ini hanya salah satu dari berbagai kegiatan kerja sama antara perguruan tinggi dengan IAI DIY dan PT. Pfizer Indonesia. Agung menyampaikan bahwa kerja sama yang dilakukan bersama dua mitra tadi memiliki tiga poin utama, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. EduPharma kali ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari poin pendidikan. Prof Agung berharap dengan kegiatan EduPharma ini mampu meningkatkan kompetensi apoteker di wilayah DIY.
“Harapannya dengan meningkatkanya kompetensi apoteker maka pelayanan kepada masyarakat juga dapat meningkat,” ujar Agung. (Humas UGM/Catur)