Unit Kegiatan Mahasiswa Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO) kembali mengadakan konser akbar tahunan pada Sabtu (6/5) lalu di Auditorium Driyakarya. Mengambil tajuk Lucid Dream, konser ini menjadi acara yang spesial karena turut menghadirkan komposer dan konduktor andal Indonesia, Addie MS, sebagai salah satu bintang tamu.
Grand Concert merupakan konser tahunan terbesar yang diselenggarakan oleh Gadjah Mada Chamber Orchestra. Di tahun 2017 ini, GMCO mengadakan Grand Concert Vol. 6 berjudul Lucid Dream dengan format full orchestra, dan mengangkat tema tentang mimpi. Ketua panitia Grand Concert, Christina Bintang, menjelaskan bahwa mimpi yang menjadi tema konser ini dimengerti sebagai bentuk imajinasi dari alam bawah sadar sehingga seseorang dapat secara acak mengalami berbagai fenomena yang tak terbatas dengan berbagai suasana dan emosi yang teringat hingga dalam memori di dunia nyata. Memori inilah yang berusaha dihadirkan oleh GMCO melalui alunan musik yang disajikan.
“Untuk Grand Concert tahun ini panitia sudah mulai mempersiapkan sejak pertengahan tahun lalu untuk menghadirkan musical experience yang menakjubkan sehingga saat pulang para penonton memiliki memori yang tidak terlupakan dengan konser kami,” ujarnya.
Ia menyatakan, menjadi sebuah kehormatan bagi mereka untuk dapat menghadirkan Addie MS yang merupakan seorang musisi legendaris Indonesia sekaligus pendiri Twilite Orchestra sebagai tamu speial pada konser ini. Selain Addie MS, GMCO juga mengundang Andreas Joko Purwanto, salah satu pendiri Gadjah Mada Chamber Orchestra, serta Puput Pramuditya, seorang musisi sekaligus master dalam bidang musik lulusan ISI Yogyakarta yang menjadi pelatih resmi GMCO sejak tahun 2012.
Pujian terhadap penyelenggaraan konser kali ini pun terlontar dari Addie MS. Ia mengaku menikmati kesempatan untuk bisa berkolaborasi dengan para mahasiswa UGM yang tergabung dalam GMCO, dan berharap konser seperti ini dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dunia musik simfoni yang ia tekuni.
“Buat saya, setiap kesempatan untuk berkolaborasi dengan institusi pendidikan merupakan kesempatan untuk mendarmabaktikan apa yang saya mampu untuk menebar kecintaan para pelajar dan mahasiswa terhadap musik simfoni,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi kerja keras yang dilakukan oleh para mahasiswa yang telah meluangkan waktu untuk berlatih di sela-sela kesibukan mereka sebagai mahasiswa. Meski demikian, ia menyampaikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler semacam ini juga sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter mereka. Karena itu, ia mendorong agar kegiatan serupa dapat terus diselenggarakan dalam waktu mendatang.
“Yang penting bukan saya sebagai guess conductor, tapi mereka yang selama 6 bulan kerja keras luar biasa untuk mendedikasikan diri ke dalam kegiatan ini. Semangat untuk GMCO, dan apa yang saya mampu akan saya upayakan untuk terus share kepada teman-teman di sini,” ucap Addie.
Dalam Grand Concert kali ini, GMCO membawakan 13 repertoar yang menyajikan beragam suasana dan emosi melalui pengalaman musikal pada pertunjukan musik orkestra kali ini. Konser malam tersebut dibuka dengan repertoar The Mummy Returns Theme serta The Battle of Red Cliff yang dipimpin oleh Andreas selaku konduktor. Usai dua penampilan tersebut, dalam sesi pertama ini Andreas masih memimpin 2 repertoar selanjutnya sebelum menyerahkan panggung kepada Addie MS. Pada babak pertama ini, Addie MS memimpin repertoar Medley Mr. Bean – The Simpson. Sesi pertama kemudian diakhiri dengan repertoar Mission Impossible yang dipimpin oleh pelatih GMCO Puput Pramuditya.
Dalam sesi yang kedua, GMCO kembali membawakan beberapa repertoar yang diambil dari film-film ternama, di antaranya film Pink Panther, Alexandria, serta Dealova. Dalam sesi kedua ini, Addie MS kembali bertindak sebagai konduktor untuk dua penampilan, yaitu untuk repertoar Medley Ada Apa Dengan Cinta serta Di Atas Awan. (Humas UGM/Gloria)