Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menjalin kerja sama dalam penyelenggaraan dan pengembangan Program Studi D4 Kearsipan. Kesepakatan kerja sama terwujud dalam penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama yang dilakukan Rabu (10/5) di UGM.
Penandatangan naskah kerja sama dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRP2M) UGM, Prof.Dr. Suratman, dan Kepala ANRI, Dr. Mustari Irawan, M.PA. Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama oleh Dekan Sekolah Vokasi (SV) UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., dan Sekretaris Utama ANRI, Drs. Sumrahyadi, MMIS.
Dekan SV UGM, Wikan Sakarinto, menyampaikan saat ini dunia telah memasuki era digital sehingga kompetensi akan kreativitas, komunikasi, dan literasi IT sangat dibutuhkan. Menurutnya, informasi dan data akan menjadi kunci untuk memenangkan persaingan di masa depan.
“Sementara di Indoensia masih belum mampu untuk mengelola data,” terangnya.
Oleh sebab itu, SV UGM bersinergi dengan ANRI dalam pengembangan inovasi khusunya dalam bidang pendidikan. Hal ini dilakukan dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi yakni dengan mengembangkan Program Studi Kearsipan di UGM.
“Indonesia butuh banyak arsiparis, tetapi belum bisa terpenuhi karena minimnya SDM yang ahli di bidang kearsipan. Dengan pengembangan Prodi D4 Kearsipan ini diharapkan mampu mendukung pemenuhan kebutuhan arsiparis yang berkualitas,” jelasnya.
Kepala ANRI, Musatri Irawan, menyebutkan pihaknya memiliki komitmen kuat dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia terutama di bidang kearsipan. Dia berharap melalui kerja sama ini bisa memajukan dunia kearsipan Indonesia.
“ANRI sangat terbuka untuk kerja sama. Kami siap mendukung dari sisi praktik untuk penelitian maupun magang sehingga nantinya lulusan Kearsipan UGM siap bekerja dimana saja,” paparnya.
Sementara itu, WR P2M UGM, Prof. Dr. Suratman, menyambut baik rencana pengembangan Prodi D4 Kearsipan di Sekolah Vokasi UGM. Pasalnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki banyak ahli di bidangg kearsipan.
“Arsip ini menjadi nyawa suatu peradaban bangsa, sayangnya prodi kearsipan hampir tidak berdaya. Bahkan, sampai sekarang belum ada profesor kearsipan di Indoensia,” tegasnya.
Oleh sebab itu, UGM mendukung gagasan pengembangan D4 Kearsipan UGM. Hal ini sebagai wujud kepeloporan UGM baik di level nasional maupun internasional dengan membangun arsitektur keilmuan yang dapat mempercepat daya saing bangsa. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)