Dua mahasiswa UGM, Yohanes Susanto (Teknik Kimia 2015) dan Natali Gupita Abhirama (Teknik Kimia 2015) berhasil mendapatkan Gold Award dalam ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) Series I / 2017 yang diselenggarakan MNNF Network pada 6 Mei 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ajang tahunan di negeri Jiran ini mengusung tema “Creative Innovation Without Boundaries” dan berhasil memamerkan 327 karya inovatif dari kalangan profesional, mahasiswa, dan pelajar.
Dalam ajang InIIC ini, kedua mahasiswa UGM berkarya dengan inovasi kotak pendingin ikan, SMACOX: Smart Cooling Box as A Better Technology for Preserving Marine Products. Karya inovasi SMACOX berhasil menyisihkan 60 peserta lain di kategori mahasiswa, dan keduanya pun sukses membawa pulang satu medali emas.
Di bawah bimbingan Wiratni Budhijanto, S.T., M.T., Ph.D. dan Prihati Sih Nugraheni, S.Pi., M.P., Yohanes dan Natali mengembangkan kotak pendingin ikan dengan modifikasi aktivitas antibakteri dari nanokitosan yang diproduksi dari cangkang rajungan. Kotak pendingin yang dikembangkan keduanya juga didesain ergonomis guna mempermudah nelayan tradisional untuk beradaptasi dengan modifikasinya.
“Juri tertarik dengan inovasi kami karena penggunaan modifikasi aktivitas antibakteri dari nanokitosan masih baru dilakukan. Selain itu, desain kotak pendingin kami juga tidak memerlukan energi tambahan akibat modifikasinya serta mudah untuk digunakan,” ungkap Yohanes Susanto, di kampus UGM, Senin (15/5).
Yohanes Susanto menuturkan inovasi kotak pendingin lahir dari banyaknya masalah yang muncul dari hasil tangkapan nelayan tradisional yang tidak dapat dikonsumsi akibat busuk oleh aktivitas bakteri selama perjalanan melaut. Karena itu, proses pengawetan untuk mencegah pembusukan yang dilakukan di satu sisi masih banyak bergantung pada formalin yang berbahaya bagi kesehatan.
“Sementara itu, cangkang rajungan sebagai sumber kitosan pun tersedia melimpah dan berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dimanfaatkan. Dengan adanya kotak pendingin inovatif ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan di atas,” papar Yohanes.
Lebih lanjut, Natali menjelaskan selain aman bagi kesehatan dan lingkungan, pengunaan SMACOX juga dapat menguntungkan nelayan tradisional karena menekan biaya pengawetan melalui penghematan penggunaan es batu dan perpanjangan lama penyimpanan hasil tangkapan. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan SMACOX efektif menekan laju aktivitas bakteri pada pembusukan ikan.
Meski telah berhasil meraih prestasi, Natali mengatakan timnya masih harus terus mengembangkan kotak pendingin inovatif ini. Pengembangan ini dilakukan melalui pengujian langsung serta pengujian dengan variabel yang lebih bervariasi guna memastikan keefektifan antibakteri pada berbagai kondisi. (Humas UGM/ Agung)