Perilaku berbeda pimpinan terhadap para anggota di dalam sebuah organisasi tidak berimplikasi buruk bagi kerja sama di dalam tim. Namun, hal terpenting yang perlu dipastikan adalah seluruh bawahan memiliki persepsi keadilan yang tinggi, kedekatan, dan rasa memiliki antar anggota yang lebih kuat. Demikian hal yang mengemuka dalam hasil penelitian mahasiswa program Doktor Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Fadhliah M. Alhdar, yang disampaikan dalam ujian terbuka promosi doktor di FEB UGM, Selasa (23/5).
Penelitian melibatkan 548 responden dan terdiri dari 91 tim yang berasal dari 13 organisasi di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 8 tipe organisasi yang tersebar di beberapa kota. Organisasi tersebut meliputi perbankan, industri manufaktur, lembaga profesional ilmiah, rumah sakit, institusi pendidikan, BUMN, perhotelan serta media cetak dan informasi. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa perbedaan persepsi bawahan mengenai kekuasan pemimpin berimplikasi positif pada pergantian pemimpian. Namun, perbedaan persepsi anggota mengenai pemimpin dapat terbentuk karena informasi yang beredar dari atas ke bawah tidak mengalir secara tepat. “Dalam ketidakjelasan informasi, setiap bawahan membangun persepsi berbeda sesuai dengan pengalaman sebelumnya dengan pemimpin. Namun begitu, perbedaan persepsi para anggota masih dapat diterima,” kata Fadhliah.
Perhatian lebih diperlukan untuk para bawahan yang memiliki persepsi positif mengenai kendali pemimpin terhadap sumber daya sehingga para bawahan ini cenderung berperilaku positif dengan memberikan kontribusi maksimal bagi hubungan diferensial pertukaran pemimpin dan anggota. Kendati begitu, semakin tinggi kualitas pergantian pemimpin maka semakin baik capaian individual. “Penelitian ini menunjukkan mayoritas bawahan meyakini pemimpin memiliki kendali yang tinggi terhadap sumber daya,” paparnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)