Desa Margoyoso di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang merupakan salah satu desa yang terkena dampak paling parah akibat bencana tanah longsor. Kondisi tersebut mendorong lima mahasiswa Prodi Geofisika UGM, Muchamad Reza Aditya, Reymon Agra Medika, Arriqo Fauqi Romadlon, Yosua Alfontius, dan Zukhruf Delva Jannet berinisiatif membuat peta potensi bahaya tanah longsor di Desa Margoyoso.
“Zonasi rawan longsor dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang daerah-daerah yang berisiko lebih besar untuk terjadi tanah longsor sehingga dapat meminimalkan korban jiwa jika di kemudian hari terjadi bencana atau bisa dikatakan upaya preventif pra-bencana,” ujar Zukhruf Delva, Senin (19/6).
Kelima mahasiswa tersebut melakukan penelitian zonasi rawan longsor dengan bantuan dana hibah DIKTI yang dikemas dalam Program Kreativitas Mahasiswa. Dalam melakukan penelitian, mereka melaksanakan serangkaian proses yang dimulai dari survei pendahuluan, pengambilan data, hingga penyajian hasil kepada masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Reza dan timnya dilakukan dengan menggunakan metode mikroseismik serta analisis kestabilan lereng. Pengambilan data dilaksanakan selama dua minggu yaitu pada 30 Maret 2017 – 12 April 2017 dengan luas daerah cakupan meliputi Desa Margoyoso dan sekitarnya.
“Metode mikroseismik ini metode yang mengukur gerakan alami bumi atau tanah, dan dari gelombang alami itu kita akan mendapatkan informasi karakteristik tanah di daerah pengukuran. Sedangkan analisis kelerengan itu metode untuk menganalisis lereng yang curam dan berpotensi longsor, termasuk juga jenis batuan yang ada di lereng tersebut,” jelas Zukhruf.
Berselang dua minggu setelah pengambilan data yang dilakukan, kelima mahasiswa ini bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) UGM melaksanakan kegiatan sosialisasi pendahuluan tentang bencana tanah longsor. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bencana tanah longsor dan mitigasi pra-bencana.
Penelitian tentang zonasi rawan longsor ini sendiri juga menjadi salah satu bentuk mitigasi pra-bencana di Desa Margoyoso. Dengan luaran berupa peta zonasi yang di dalamnya memberikan informasi kepada masyarakat daerah-daerah yang rawan terjadi longsor, harapannya masyarakat dapat lebih berhati-hati dan waspada khususnya masyarakat yang berada pada zona berbahaya.
“Kami juga berharap kedepannya dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat terkait penelitian kami dan juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mengambil langkah selanjutnya,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria)