YOGYAKARTA – Pemberian antibiotik secara terus menerus pada ternak unggas berisiko menimbulkan residu antibiotik pada telur dan daging. Dampak negatif residu tersebut menyebabkan terbentuknya mikroba yang kebal terhadap antibiotik dan berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satu alternatif pengganti antibiotik pada unggas adalah memberikan probiotik. Seperti diketahui, probiotik adalah bakteri baik yang ada di dalam usus yang mampu menghasilkan antibiotik. Pemberian probiotik diharapkan berfungsi menjaga kesehatan pencernaan ayam disamping sebagai pemacu pertumbuhan sehingga nantinya tersedia pangan produk unggas berupa daging dan telur yang baik, sehat dan terbebas dari residu antibiotik.
Hal itu dikemukan Guru Besar Fakultas Peternakan Prof. Dr. Ir. Sri Harimurti, S.U., dalam pidato pengukuhan guru besar yang berlangsung di ruang balai senat UGM, Selasa (4/7). Sri Harimurti menerangkan, Fakutas Peternakan UGM kini tengah mengembngan penelitian probiotik asli Indonesia sudah sejak lama. Awalnya penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan probiotik bakteri asam laktat pada ayam. Saat ini penelitian yang dilakukannya Sri Harimurti dengan tim peneliti yang lain, ditemukan lebih dari 20 strain unggas bakteri asam laktat asli indonesia terdiri atas tiga strain yang dianggap paling baik yaklni Lactobacillus murinus Ar3, Streptococcus thermophilus Kd2 dan Pediococcus acidilactici Kp6, masing-masing secara bersamaan sebagai anti diare pada ayam. “Probiotik ini berpotensi meningkatkan daya tahan ayam terhadap infeksi Salmonella Pullorum dan mampu sebagai pemacu pertumbuhan,” kata wanita kelahiran Yogyakarta 3 November 1949 ini.
Temuan probiotik bakteri asam laktat asli Indonesia ini telah berhasil diaplikasikan pada unggas seperti ayam broiler, burung puyuh dan kalkun. Berdasarkan hasil riset di laboratorium, probiotik ini dinyatakan mampu menempel di sel epitel usus dan mampu berkoloni pada usus dan ayam mampu terhindar dari diare yang disebabkan oleh Salmonella pullorum.
Kini probiotik asam laktat ini telah dienkapsulasi dalam bentuk serbuk yang terproteksi dengan penyalut campuran maltodekstrin dan susu skim. Selain itu, dalam bentuk mikro kapsul ternyata mampu meningkatkan kinerja sistem imun ayam broiler dan menjaga saluran digesti ayam tetap sehat.
Meski begitu, probiotik ini akan segera diuji di tingkat peternak dan akan terus dikembangkan agar dapat diproduksi dalam skala industri. “Sebelum diproduksi massal, penggunananya akan diuji coba ke peternak lewat uji pilot plant,” katanya. (Huma UGM/Gusti Grehenson)