Lima mahasiswa UGM mengembangkan alat grading atau sortir ikan secara otomatis. Alat ini dibuat untuk membantu petani dalam proses memisahkan ikan berdasarkan ukuran, bobot, serta kualitas dengan lebih cepat dan menghemat tenaga.
Adalah Ikhwana Aisyah (Budidaya Perikanan), Muhammad Hadyan Akbar (Teknik Fisika), Nizar Akbar Meilani (Teknnologi Informasi), Revaldy Imani Chairistian (Teknik Elektro), serta Ratya Prabaswara (Teknik Mesin) yang mengembangkan alat bernama V-Sorter ini.
Pengembangan alat grading ini berawal dari keinginan mereka untuk mengatasi persoalan grading yang masih banyak dialami oleh petani ikan. Selama ini, kebanyakan petani ini masih menggunaan cara tradisional untuk grading yaitu langsung memakai tangan dan menggunakan alat takaran berupa kaleng, gelas, dan lainnya. Sementara untuk melakukan penyeragaman ikan, para petani ikan biasa menggunakan alat berupa baskom yang sebelumnya telah dilubangi.
“Dengan cara-cara tradisional tersebut hasil yang diperoleh tidak optimal,” jelasnya, Rabu (5/7) di Kampus UGM.
Grading dengan cara tradisional tersebut dinilai tidak efisien karena dalam penghitungan dilakukan secara manusal satu-persatu ikan dalam jumlah yang banyak. Selain itu juga membutuhkan konsentrasi tinggi agar tidak terjadi kesalahan saat penghitungan. Cara lain dengan melakukan penghitungan beriringan dengan melakukan grading ikan.
Menurutnya cara-cara yang biasa dilakukan oleh petani ikan tersebut kurang efisien dan evektif dalam grading ikan. Oleh sebab itu dia bersama rekan-rekannya berupaya mengembangkan alat bantu untuk petani ikan yang diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga saat melakukan grading ikan.
“Kami berinisiatif menciptakan mesin grading yang bisa memisahkan ukuran sesuai keseragaman dan menentukan jumlah dalam keseragaman tersebut dengan efisien, akurat, dan cepat dibanding cara manual,”paparnya.
Mesin grading yang dikembangkan berbasis mikrokontroler ARM-32 bit menggunakan IC STM32F4. Dengan demikian menjadikan mesin ini memiliki tingkat kecepatan proses yang tinggi. Dilengkapi pula dengan sensor pendukung berupa photoelectric sensor yang terbukti memiliki tingkat akurasi tinggi dalam industri otomasi.
Nizar menambahkan V-Sorter juga dikembangkan berbasis Internet of Things (IoT). IoT ini menghubungkan mesin dengan perangkat elektronik berupa komputer maupun ponsel yang dapat diakses oleh pengguna pengusaha ikan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai alat kontrol untuk mengendalikan mesin grading mulai dari mematikan, menghidupkan hingga mengganti mode mesin.
“Semoga dengan adanya alat ini dapat membantu petani ikan baik dalam masa pemeliharan hingga pemasaran menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)