Forum Pengajian ibu-ibu Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Halalbihalal bertempat di lantai 1 Grha Sabha Pramana, Kamis (6/7). Halalbihalal dengan tema Meningkatkan Diri Untuk Mencapai Kebahagiaan Hakiki menghadirkan pembicara Astri Ivo dan Dewi Sandra.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, dalam sambutannya mengatakan tema Meningkatkan Diri Untuk Mencapai Kebahagiaan Hakiki sesuai dengan kata Syawal yang mempunyai makna meningkat. Karenanya, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, banyak pelajaran yang sangat luar biasa yang bisa diperoleh, seperti kedisiplinan menepati waktu, mengekang hawa nafsu dan lain-lain.
“Mudah-mudahan setelah sebulan penuh kita melakukan ibadah puasa Ramadhan maka di bulan Syawal ini semuanya akan meningkat baik kadar iman, ketaqwaan, dan lain-lain,” kata Rektor.
Terkait tema, kata Rektor, dalam kehidupan sehari-hari semua diwajibkan untuk meningkatkan kualitas diri. Sebab, bagaimanapun iman dan taqwa seseorang terkadang naik dan turun.
“Dengan pengajian ibu-ibu ini harapannya bisa mencegah turunnya kadar iman dan taqwa. Dengan mendengar cerita dan arahan dari ustaz dan ustazah semua diharapkan meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan. Forum Pengajian seperti ini tentu menjadi ajang silaturahmi agar satu dengan yang lain selalu dekat, bisa saling curhat, dan berbagai pengalaman. Harapannya dengan upaya-upaya itu maka kualitas hidup akan meningkat,” tuturnya.
Artis yang juga ustazah, Dewi Sandra, mengungkapkan seiring berjalannya umur maka mau tak mau seseorang harus meningkatkan kualitas hidup. Mengalami kebahagiaan semu di masa lalu ia pun akhirnya melakukan hijrah.
Dewi mengaku apa yang ia kejar di masa lalu adalah hal-hal yang salah. Sepertinya untuk sementara bahagia, namun sejujurnya tidak bertahan lama karena saat itu ia merasa muda, sombong, dan lalai.
“Pengalaman kegagalan dan kepentok-pentok dalam hidup menjadikan saya sadar, ternyata yang salah adalah saya sendiri. Kualitas hidup saya buruk, kualitas diri saya apalagi. Semuanya saat itu saya anggap remeh, dan nanti bisa diulang,” katanya.
Kebahagiaan semu yang dirasakan, menurut Dewi Sandra, karena dalam hidupnya tidak melibatkan Alloh sehingga dalam hidupnya saat itu, mau tidak mau ia diajarkan pada keadaan yang begitu keras.
Bahagia saat itu hanya pura-pura, tidak bahagia dari hati dan tidak dari jiwa dan tidak dari akhlak. Namun, karena jago pura-pura, Dewi Sandra saat itu seolah-olah bahagia.
“Saya pun instrospeksi dan sangat dilema untuk keluar dari zona nyaman, tidak pernah enak, sakit banget, dan saya harus meninggalkan itu sebab menjadi wanita muslimah harus sabar, harus ikhlas dan ujiannya luar biasa,” katanya.
Ustazah Astri Ivo menambahkan berbahagialah orang yang bisa melewati bulan Ramadan karena bisa menata keinginan-keinginannya, bisa menata nafsu-nafsunya menuju nafsu-nafsu yang diridhoi Alloh. Menurutnya, orang berbahagia ialah orang yang terampil dalam menghadapi terpaan hidup, tidak pernah mengeluh dan terpenting tetap menjalankan perannya. (Humas UGM/ Agung;foto: Firsto)