Kongres Pancasila IX yang mengangkat tema “Pancasila Jiwa Bangsa; Dinamika, Tentangan dan Aktualisasi Pancasila” telah resmi ditutup pada Minggu (23/7). Selama dua hari diselenggarakan kongres telah membahas berbagai topik terkait tantangan dan aktualisasi Pancasila. Berakhirnya kongres tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang selanjutnya menjadi rujukan bagi pemerintah.
Tim Pengarah Kongres Pancasila IX, Prof. Dr. Sutaryo, Sp.(A)K., membacakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi sementara hasil kongres. Salah satu kesimpulan kongres yang dibacakan oleh Sutaryo yang mengutip Dr. Agus Maftuh Abegebriel yakni diperlukan pengetahuan sejarah radikalisme di Indonesia. Kesimpulan berikutnya, Sutaryo mengutip Dr. Yudi Latif bahwasannya diperlukan indikator keberhasilan pembinaan ideologi Pancasila.
“Kesimpulan dan rekomendasi sementara ini akan disampaikan kepada pemerintah sebagai rujukan dan pertimbangan,” ujar Sutaryo.
Sutaryo mengatakan bahwa makalah dan hasil diskusi kongres merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesimpulan dan rekomendasi. Dari hasil kongres muncul beberapa rekomendasi diantaranya yakni pengetahuan sejarah dan ilmu bumi harus dipahami oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia. Sementara itu juga tercetus rekomendasi untuk menangkal radikalisme dengan cara 4D (Deny, Deminish, Defeat, Defence).
Setelah membacakan kesimpulan dan rekomendasi hasil kongres, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., secara resmi menutup acara. Pada kesempatan itu, Paripurna mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah menyukseskan jalannya kongres. Paripurna juga sangat mengapresiasi antusiasme para peserta kongres.
“Semoga hasil dan rekomendasi kongres dapat disebarluaskan di seluruh penjuru nusantara demi langgengnya Republik Indonesia,”papar Paripurna. (Humas UGM/Catur;foto: Firsto)