Rendahnya minat baca anak-anak saat ini menjadi keprihatinan bersama. Banyak pihak menilai kondisi ini disebabkan oleh kegagalan buku anak dalam menghadirkan ruang berinteraksi.
Banyak buku anak dinilai lemah dalam menyampaikan gagasan dan mengolah nilai-nilai moral yang terkandung di dalam buku. Akibatnya, anak-anak menjadi semakin jauh dengan buku dan menjadikan buku sebagai suatu benda yang membosankan.
Suryo Buwono, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM, berpendapat dalam situasi seperti ini maka kehadiran buku-buku dongeng memiliki arti penting untuk anak-anak. Menurutnya, filosofi mendesain buku dongeng sebenarnya sama dengan filosofi membangun sebuah gedung.
“Keduanya sama-sama membutuhkan peran dua sosok insinyur, yakni insinyur sipil dan arsitek. Yang mana sosok arsitek bekerja di ranah estetika dan insinyur sipil pada struktur,” tutur Suryo Buwono, di Kampus UGM, Jumat (11/8).
Suryo mengatakan penulis ataupun illustrator itu ibarat arsitek. Sayangnya, keberadaan arsitek terkadang hanya menampakan keindahan bangunan, namun tidak kokoh dalam struktur. Demikian pula dalam mendesain buku dongeng dibutuhkan kehadiran seseorang yang mampu memahami fisika seperti seorang insinyur sipil.
“Bagi saya, fisika dalam membuat buku dongeng adalah psikologi karena dalam kajian ilmu psikologi lah kami belajar tentang skema kognisi pada anak,” katanya.
Karena itu, Suryo Buwono berpikir bagaimana caranya agar science (re: psikologi) dengan art dapat dikolaborasikan untuk mendesain buku dongeng yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan psikologis anak. Dari situ pula, ia kemudian mengembangkan sebuah Laboratorium Kreatif.
Laboratorium Kreatif yang berdiri sejak tahun 2016 diberi nama Archetales dan dikelola oleh bukusahabatbermain. Setahun kemudian, Laboratorium Kreatif berhasil menerbitkan buku dongeng pertama kali berjudul “Petualangan Baros”.
Buku dongeng Petualangan Baros merupakan buku dongeng anak berseri yang dilengkapi dengan alat permainan edukatif berupa papercraft. Buku ini didistribusikan secara gratis bagi anak-anak di pelosok daerah yang selama ini kesulitan dalam memperoleh akses buku.
“Kami berupaya menggratiskan untuk mereka dengan cara memberdayakan partisipasi masyarakat. Kami terapkan skema subsidi silang, dari buku-buku yang terjual maka laba penjualan digunakan untuk mencetak buku yang sama dan mendistribusikannya secara gratis kepada anak-anak yang membutuhkan,” terang Suryo Buwono.
Laboratorium kreatif melakukan itu dengan harapan agar jurang ekonomi tidak menjadi pembatas bagi mereka yang ingin mengakses buku-buku dongeng. Buku ‘Petualangan Baros’ dibanderol dengan harga 75 ribu rupiah.
“Bagi yang berminat bisa menghubungi ke nomor 087839110160. Sedangkan bagi yang penasaran sepak terjang bukusahabatbermain beserta laboratorium kreatifnya dapat melihat informasi lebih jauh melalui akun instagram, bukusahabatbermain,” ucap Suryo. (Humas UGM/ Agung)