Para peternak kambing Kaligesing di Kabupaten Purworejo sampai saat ini masih saja mengalami persoalan produktivitas yang sama. Padahal, dengan praktik Agricultural Knowledge and Information System (AKIS), produktivitas peternak mestinya bisa maksimal.
“Inti dari semua persoalan peternak, seperti bibit, pakan dan penyakit lebih dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, dukungan berupa pengetahuan dan informasi bisa diwujudkan melalui AKIS,” ujar Dosen Fakultas Pertanian Universitas Negeri Surakarta, Dr. Dwiningtyas Padmaningrum, Kamis (31/8).
Saat menyampaikan disertasinya di Sekolah Pascasarjana UGM, Dwiningtyas mengatakan AKIS merupakan program yang digerakkan pemerintah melalui tiga fungsi utama, yakni penelitian, penyuluhan dan pelatihan. Melalui teori sistem dan perspektif sibernetika, fungsi dan komunikasi subsistem AKIS bisa dilakukan untuk pengembangan peternakan kambing Kaligesing di Kabupaten Putworejo
“Sayangnya, praktik AKIS yang digerakkan pemerintah relatif belum berjalan baik. Sistem yang berjalan seharusnya saling berkomunikasi satu sama lain secara interaktif untuk menggerakkan fungsinya,” imbuhnya.
Menurut Dwiningtyas, subsistem AKIS melalui fungsinya relatif telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peternakan. Namun, komunikasi antar subsistem AKIS yang bersifat sibernetik cenderung masih lemah. Untuk itu, perlu menggerakkan subsistem pengetahuan lokal.
“Subsistem pengetahuan peternakan lokal memiliki posisi yang sama dengan tiga pilar utama subsistem penelitian, pelatihan serta penyuluhan digerakkan oleh pemerintah. AKIS lokal menjadi relevan dalam konteks Indonesia karena otonomi daerah berdampak pada meningkatnya tuntutan pada daerah untuk mengelola kebijakan inovasi daerah,” jelasnya. (Humas UGM/ Agung)