Pada ajang pertamanya di level internasional, Arjuna EV UGM menunjukkan kelasnya di kelas teknologi mobil. Tak tanggung-tanggung, sebagai pendatang baru Arjuna EV UGM berhasil membawa pulang dua penghargaan pada Student Formula Japan Electric Vehicle Class 2017 pada static event sebagai Best Presentation for Overseas Participant dan 2nd Best Overall Result in ASEAN for EV Class. Prestasi tersebut sangat membanggakan mengingat Arjuna EV UGM belum bisa memberikan performa terbaiknya pada dynamic event (autrocross, skidpad, dan endurance) dikarenakam komponen utama mobil listrik, yaitu baterai jenis lithium milik Arjuna EV UGM tidak dapat dikirim ke Jepang. Hal ini merupakan peraturan dari Asosiasi Pengangkutan Udara International (IATA) mengenai larangan pengiriman baterai jenis lithium.
Kompetisi static event berupa design presentation dan business logic case menjadi harapan Arjuna EV UGM satu-satunya. “Oleh karena itu, kami mempersiapkan presentasi sebaik mungkin dengan dokumen-dokumen pendukung yang mencakup detail desain dan spesifikasi mobil Arjuna IPC V,” ujar Luqman Adi Prasetya selaku ketua tim, Rabu (13/9).
Luqman mengungkapkan tim teknis dan non teknis saling bersinergi dan koorperatif. Tiga anggota Arjuna EV UGM yang mewakili pada static event ini terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Halina Pandurattri dari Manajemen, Farid Himawan dari Akuntansi, dan Mahmudin Amin dari Elektronika dan Instumentasi. Presentasi Arjuna mendetail, komunikatif, dan sistematis sehingga juri memahami isi presentasi tim. Alhasil Arjuna EV UGM mendapatkan dua prestasi yang cukup membanggakan pada lomba pertamanya.
Semua capaian ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak serta arahan dari lima dosen pembimbing Arjuna EV UGM, yaitu Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D, Dr. Suyitno, S.T., M.Sc., Eka Firmansyah, S.T., M.Eng., Ph.D., Triyoga Wahyu Widodo, S.Kom., M.Kom., dan Amirullah Setya Hardi, SE., Cand.Oecon., Ph.D.
Meski Luqman dan tim sedikit kecewa karena tidak dapat mempersembahkan prestasi pada dynamic event, mereka bersyukur mendapatkan pengalaman menjelang dan selama kompetisi berlangsung. “Semua yang kami alami pada FSAE ini menyadarkan untuk bersungguh-sungguh, fokus, dan mempersiapkan banyak rencana terhadap worst case yang mungkin dihadapi,” pungkas Luqman. (Humas UGM/Catur)