Tujuh perguruan tinggi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Bangka Belitung dan Universitas Negeri Gorontalo serta Universitas Muhammadiyah Gorontalo sepakat mendirikan Centers for Collaborative Research (CCR). CCR yang juga melibatkan University of Colorado at Boulder ini merupakan program Sustainable Higher Education Research Alliances (SHERA) hasil kerja sama dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan United States Agency for International Development (USAID) serta Pusat Studi Energi UGM.
Ketujuh perguruan tinggi yang sepakat mendirikan CCR ini selama 4 (empat) tahun akan melakukan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara khusus, mereka akan bekerjasama dalam penelitian di bidang energi terbarukan, lingkungan dan kemaritiman.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, memberikan apresiasi tinggi kepada tujuh perguruan tinggi yang telah bersedia bekerjasama untuk pendirian Center for Development of Sustainable Region (CDSR). Dengan upaya ini maka ketujuh perguruan tinggi tersebut akan melakukan penelitian-penelitian yang cukup prestisius.
“Tentu saja, terima kasih pada USAID atas disetujuinya proposal untuk menjalankan penelitian yang ditekankan pada 3 bidang utama, yaitu bidang renewable energi, lingkungan dan kemaritiman. Adanya dana-dana semacam ini, tentu sangat membantu bagi perguruan tinggi guna peningkatan kapasitas institusi,” katanya, di ruang Multimedia, Rabu (13/9).
Rektor berharap penelitian ini mampu menghasilkan penelitian-penelitian yang baik, sekaligus publikasi karena beberapa tujuan dari kerja sama ini adalah menghasilkan teknologi, publikasi dan paten.
Rektor mengakui perguruan tinggi-perguruan tinggi saat ini bergerak menuju pada semangat entrepreunership yang tinggi. Karena itu, sebagian besar penelitian-penelitian diharapkan bisa dihilirkan dan bisa menghasilkan produk-produk untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.
“Dulu kita kebanyakan sebagai teaching university, kemudian bergerak ke research university dan sekarang research university plus semangat enterpreneur. Kita berharap produk-produk penelitian ini bisa mengatasi persoalan-persoalan di lapangan, baik dari sisi energi, sisi lingkungan dan betul-betul menghasilkan solusi untuk persoalan-persoalan tersebut,” tambahnya.
Harapan yang sama disampaikan Jalu Cahyanto, perwakilan dari USAID. Menurutnya, SHERA menjadi salah satu program dari USAID untuk mendukung program pemerintah sebagai bentuk dukungan kepada pengembangan ilmu dan teknologi serta inovasi melalui jalur perguruan tinggi di Indonesia.
“Ini tentu menjadi momen yang sangat penting bagi kita, khususnya seluruh mitra perguruan tinggi yang ikut Program SHERA. Semoga kerja sama ini akan menghasilkan publikasi, meningkatkan kapasitas para peneliti, baik individu ataupun institusi. Selain itu, akan terbangun enabling research di lingkungan PT serta partisipasi peneliti-peneliti perempuan lebih banyak disana,” papar Jalu Cahyanto. (Humas UGM/ Agung; foto: Firsto).