Kerjasama pendidikan dan penelitian antara UGM dan universitas terkemuka di Malaysia merupakan kesekian kalinya dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada. Ini menunjukkan bahwa kedua negara sangat menginginkan kerjasama yang erat dan semakin intens di dalam pendidikan tinggi.
Demikian ungkapan Rektor UGM Prof. Dr.Sofian Effendi, dalam pidato sambutannya dalam penandatanganan kerjasama antara Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pahang Malaysia, di Ruang Sidang Pimpinan, Jumat (2/02). Sedangkan dari pihak Malaysia diwakilkan oleh Prof. Badrul Hisham selaku Deputy Rector for Innovation and Research.
Menurut Prof Sofian, kedua Negara antara Indonesia dan Malaysia yang masih serumpun dan memiliki akar budaya yang sama, menjadi landasan dalam hubungan kerjasama ini. “Saya dilahirkan dilahirkan di tanah melayu, tepatnya di kepulauan Bangka, kalo saya ke Malaysia tidak ada masalah karena bahasa, histori dan kebudayaan yang hampir sama dan kuat†kata Sofian.
Bentuk kerjasama yang dilakukan diantaranya di bidang akademik, pertukaran mahasiswa dan pengajar (student exchange). Selain itu juga mendorong kerjasama dalam bidang penelitian menyangkut natural resources.
“Kalo kita melihat cara Indonesia menggunakan sumber daya alamnya sangat tidak bijaksana, hampir 90% natural gas diekspor ke luar negeri dalam bentuk LNG. Sangat murah harganya. Ini menimbulkan masalah, padahal kontrak penjualan ke luar negeri adalah jangka panjang sehingga harganya tidak disesuaikan dengan perkembangan pasar,†papar Sofian.
Prof Sofian menambahkan bahwa dengan adanya peningkatan kebutuhan gas dari industri pupuk dan semen di dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi, sehingga harus mengimpor gas dari luar negeri. Pasokan gas yang disubsidi oleh pemerintah malah menimbulkan masalah karena sebagian gas yang disubsidi untuk industri pupuk dilarikan ke luar negeri, akibatnya kita rugi 2 kali karena kebijakan ini.
Prof. Badrul Hisham selaku Deputy Rector for Innovation and Research University Pahang Malaysia. “Kita di Malaysia kekurangan human capital (SDM) dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karenanya kami mengajak pakar-pakar dari UGM yang ahli di bidangnnya untuk bisa melakukan kerjasama penelitian. Kita juga menyediakan bea siswa bagi mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan doktor dan dosen-dosen yang ingin mengajar atau menjadi dosen tamu di Universitas selama satu sampai tiga tahun,†katanya.
Universitas Pahang Malaysia merupakan nama baru dari gabungan dari 11 College University Technology Malaysia (CUTEM). “Kebetulan baru tadi malam nama University Pahang Malaysia ini diubah,†kata Prof Hisham (Humas UGM)