Laporan the Institute of Medicine di USA tahun 1999 tentang prevalensi kesalahan medis (medical error) termasuk kesalahan pengobatan (medication error), telah menarik perhatian kalangan kesehatan untuk lebih memberi perhatikan pada masalah kesehatan dan kemanan dalam menggunakan obat. Disebutkan, produk-produk medical serta industri pembuatnya, tidak hanya menjadi bagian dari problema, namun sekaligus menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi problem tersebut.
Demikian disampaikan Prof Dr Marchaban DESS Apt, saat pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM berjudul “Peran Industri Farmasi Dalam mencegah Terjadinya Kesalahan Pengobatanâ€, di Balai Senat, Selasa, (6/2).
Institue of Medicine di USA, kata Prof Marchaban, mampu menciptakan sistem analisis kesalahan yang difokuskan pada identifikasi akar penyebab kesalahan sistim, dan tidak terfocus mencari kesalahan individu. enurutnya, individu-individu yang melakukan kesalahan pengobatan adalah individu-individu yang terlatih baik dan berpengalaman, namun sedang sial karena mengoperasikan produk yang tidak aman.
“Oleh karena itu ada himbauan kepada industri farmasi agar mendesain ulang produknya menjadi produk-bebas-kesalahan (error-free product) agar masyarakat bisa terhindar dari penggunaan obat yang salah,†ujar Prof Marchaban.
Beberapa kasus penyebab kesalahan pengobatan yang dilakukan industri farmasi, kata Prof Marchaban, adalah saat melakukan desain ruangan, desain formula, desain proses pembuatan, desain proses control kualitas, desain dosis, desain label, desain kemasan dan sebagainya. Kesalahan karena desain ruangan, desain formula, desain proses, kata Prof Marchaban, menjadi penyebab kesalahan produksi, yang akibatnya dirasakan/ditanggung oleh konsumen.
“Selama proses produksi, kesalahan seperti ini biasanya sudah terdeteksi oleh bagian pengawasan mutu (quality control), sebelum obat mendapat ijin didistribusikan ke masyarakat,†tambah dosen Fakultas Farmasi UGM.
Sementara, pada desain dosis, desain label, dan desain kemasan, meski tidak terjadi kesalahan produksi, namun tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan baca dan interprestasi, yang berakibat kesalahan informasi sehingga terjadi kesalahan pengobatan. (Humas UGM)