Sebanyak 26 mahasiswa Universitas Gadjah Mada, 13 mahasiswa asing asal Norwegia dan satu mahasiswa asal Spanyol terlibat dalam Kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Goa Plawang, Desa Giri Cahyo Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan yang dilakukan adalah eksploitasi air dari Goa Plawan yang memiliki kedalaman 107 meter. “Direncanakan air disedot dengan menggunakan pompa yang nantinya akan dialirkan melalui pipa ke tujuh dusun, yakni Dusun Gubuk, Wuni, Krabang Tengah, Jurug, Ngelumbung, Jambu dan Jati. Dengan harapan air dari goa ini bisa mengalir ke setiap rumah penduduk yang dihuni kurang lebih 4098 jiwa,†kata Fariz selaku Koordinator Kuliah Kerja Nyata UGM tahap II di Goa Plawan, Selasa (6/2) dalam menerima kunjungan kerja Wakil Rektor Bidang Penelitian, Prof.Dr. Retno Sudibyo, Apt,
Hadir dalam acara tersebut diantaranya Dr. Sunyoto, Dip.HE,DEA selaku Asisten II bidang Fasilitas dan Investasi dari Pemeritah Provinsi Yogyakarta. Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Dr. Wisnu nurcahyo, dan Kepala Bidang KKN Dr. Joko Prastowo. “Suatu bentuk kerjasama yang sangat baik sekali dilakukan oleh mahasiswa KKN ini, antusias masyarakat di buktikan dengan pembuatan jalan dan pemasangan pipa, membebaskan tanah mereka tanpa menuntut biaya ganti rugi,†ungkap Dr. Sunyoto, Dip.HE,DEA yang turut serta dalam meninjau langsung kegiatan KKN di Goa Plawan.
Menurut Dr. Sunyoto, rencananya Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul akan memberi bantuan pengadaan pompa dan genzet. Sedangkan dari Pemerintah Provinsi memberikan bantuan pipa dan reservoir. Sedangkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Riset dan Teknologi telah sanggup memberi kincir angin dan tenaga listrik sel surya. “Ini adalah salah satu bentuk sinergi kerjasama yang sangat bagus sekali dilakukan oleh mahasiswa KKN, masyarakat sekitar, Kampus, Pemkab, Pemprov dan Pemerintah Pusat,†katanya.
Salah satu peserta KKN dari Fakultas teknik Sipil adalah Dimas, ia mengungkapkan bahwa potensi air dalam Goa Plawang sangat besar sekali, “Potensi debit air di Goa Plawang sebesar 200 liter/detik, tapi kita hanya mengggunakan 4 liter per detik. Saya rasa pipa yang dibutuhkan sepanjang 9000 meter, karena kita akan membangun bak reservoir di Bukit Ngerati-ati. Dari bak inilah nantinya mampu mengalir ke seluruh penjuru masyarakat, †katanya.
Mahasiswa asing yang terlibat kegiatan ini salah satunya adalah Koldo yang berasal dari Spanyol. Mahasiswa yang satu ini punya alasan tersendiri mengapa ia ingin terlibat langsung dalam KKN ini “ Saya sangat peduli dengan masyarakat Gunung Kidul yang mengalami kesulitan mendapatkan air. Pasca gempa yang destruktif menyebabkan pamerintah kurang memperhatikan masalah kebutuhan primer seperti air ini. Saya akan berusaha mencari dana melalui LSM yang terkait dengan Negara saya Spanyol, karena program ini membutuhkan dana yang tidak sedikit†ujar Koldo.
Masyarakat sekitar tentunya sangat antusias dan sangat berterima kasih dari ide mahasiswa KKN UGM yang telah berusaha memecahkan permasalahan mereka selama bertahun-tahun. “Kami sangat sangat berterimakasih kepada sekali kepada mahasiswa UGM. Sejak saya masih muda, air sudah menjadi masalah. Dengan terpenuhinya kebutuhan air setidaknya akan membantu ekonomi masyarakat, paling tidak mereka tidak lagi membeli air per tangki (5000 liter) yang harganya 130.000. Harapan saya air ini bisa untuk pertanian karena kita punya tanaman jagung, kacang dan padi, “ kata Tukiran HS yang sudah menjabat 4 tahun menjadi Lurah Desa Giri Cahyo. (Humas UGM)