Menyusul prestasi yang diraih Tim MM UGM ditahun 2006, kini giliran Tim Srikandi UGM meraih prestasi yang sama di tahun 2007. Tim Srikandi UGM yang terdiri Dian Insani Ambarwati (S1 Akuntansi), Nelfa Tyas Pitaloka (S1 Manajemen 2003), Radiani Nurwitasari (S1 Akuntansi 2003), Ayu Dyah Andari (S1 Tenik Industri) dan Ganis Nugraheni Purnamawati (S1 Psikologi 2003) dinyatakan sebagai pemenang Kompetisi Business Startegi Game tingkat nasional “Trust by Danoneâ€.
Atas prestasi yang diraih tersebut, Tim Srikandi UGM berhak maju mewakili Indonesia dalam kompetisi tingkat internasional yang akan dilaksanakan di Paris pada tanggal 29 Maret 2007. Yaitu, sebuah kompetisi internasional “Trust By Danone†yang diselenggarakan oleh Danone Group yang berpusat di Paris, Perancis berkaitan strategi bisnis.
Menjalin team work memang tidak mudah. Apalagi jika berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. Sulit, namun bukan berarti tidak tak bisa dilakukan. Itulah yang menjadi prinsip Dian Insani bersama teman-teman. Mereka pun kompak sebagai tim untuk menyisihkan Tim dari ITB, UI, IPB, Unair dan MM Prasetya Mulya, dalam final tingkat negara (country final).
“Awalnya, seleksi yang dilakukan adalah seleksi melalui CV. Kita mengirimkan biodata kami secara lengkap. Dari seleksi administrasi ini masing-masing perguruan tinggi diambil empat terbaik, yang kemudian dikompetisikan dalam trust day,†ujar Dian Insani.
Trust Day sendiri, kata Dian, dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2007 di Jakarta. Menurutnya, dalam trust day hampir selama 7 jam, para peserta diwajibkan membangun sebuah bisnis plan dan mampu mengambil keputusan bisnis.
“Kompetisi manajemen ini berbasis simulasi kasus bisnis dengan menggunakan software multimedia-online yang dirancang khusus untuk mempresentasikan realita bisnis terkini. Semua tim diberi bisnis case, yaitu cerita bahwa Danone Internasional baru saja mengakuisisi sebuah perusahaan di sebuah negara bernama Concordia. Disitu kita diberi petunjuk eksternal dan internal, bahwa perusahaan yang baru saja diakuisisi tersebut diberi frame baru bernama Danone Concordia. Disitu, kami seolah-olah ditunjuk sebagai lima manajer untuk menjalankan perusahaan tersebut. Sebagai manajer, kita diharapkan membuat bisnis plan selama tiga tahun kedepan,†tutur Dian, yang menjelaskan bila dari ajang Trust Day ini, masing-masing perguruan tinggi diambil satu tim untuk maju ke country final tanggal 1-3 Februari 2007.
Di country final, kata Dian, satu tim terbaik dari masing-masing perguruan tinggi mempresentasikan bisnis plannya dihadapan Board of Director Danone Internasional Asia Pasifik. “Ada yang dari Malaysia, Perancis. Macam-macam, Alhamdullilah kita yang jadi pemenangnya,†tukas Dian berseri.
Diakui Dian, Kompetisi Trust By Danone Internasional sudah diselenggarakan keempat kali. Namun, di Indonesia baru ketiga kali.
“Lomba ini diselenggarakan diseluruh dunia, dimana PT Danone beroperasi,†tambah Dian.
Secara detail untuk lomba di Paris, Tim Srikandi sampai kini belum mengetahui. Namun, jika mengikuti lomba tahun sebelumnya (2006), kompetisi akan diikuti 12 negara.
“Namun nampaknya ditahun ini (2007), akan bertambah dua negara dari timur Tengah. Kalau kemarin kan cuma Asia, Eropa. Kompetisi di Perancis nanti sama, yaitu membuat bisnis plan dengan format yang berbeda,†tandas Dian.
Sebagai tim, Tim Srikandi UGM sesungguhnya telah terbentuk lama, semenjak mengikuti KKN tematik Due Like. Bahkan, sebagian besar anggota tim merupakan teman SMA.
“Kami berempat teman SMA dan kebetulan sewaktu KKN, kami mengikuti KKN tematik Due Like. KKN yang betul-betul dari nol, bikin proposal, survey dan akhirnya gol, kamipun mendapat gran Rp 20 juta,†tambah Dian.
Sementara Ganis Nugraheni Purnamawati menambahkan, bahwa kunci keberhasilan tim Srikandi adalah pada program kampanye perusahaan. Tim Srikandi mengajukan tagline Yihaa! dengan memilih media televisi, yaitu rogram corporate social responsibility dengan fokus green plan sebagai acuan.
Dengan program ini, kata Ganis, beragam persoalan yang melilit perusahaan simulasi Danone Concordia seperti masalah over staff, un skill atau rendahnya ketrampilan dan kesejahteraan karyawan dapat diatasi.
“Untuk mengurangi kelebihan pegawai, tidak ada pemecatan karyawan sesuai dengan nilai yang di anut perusahaan. Tapi lebih dipilih relokasi karyawan. Peningkatan ketrampilan dilakukan dengan program training hard skill dan soft skill. Sedangkan dukungan kesejahteraan karyawan, kami memilih rekreasi yang bersifat ekologis, hasilnya juri pun memilih kami sebagai juara utama yang mewakili Indonesia di kompetisi internasional Maret mendatang,” kata Ganis. (Humas UGM)