Mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengembangkan sebuah alat yang dapat membantu nelayan dalam memaksimalkan hasil tangkapan ikan dan diberi nama Modern Revolusioner Keramba Serbaguna atau disebut dengan Mr. Krabs.
Ide pengembangan alat ini lahir dari pemikiran tiga mahasiswa UGM Departemen Elektronika dan Instrumentasi yang tergabung dalam tim Alaska dalam Pagelaran Nasional Mahasiswa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 2017. Mereka adalah Abdurrohman Alfian Andi Nugroho, Karna Siwantara Suara, dan Hanif Baskoro.
Alfian mengatakan pembuatan Mr. Krabs tercetus karena melihat minimnya hasil tangkapan ikan di Indonesia. Salah satunya disebabkan penggunaan teknologi alat tangkap yang belum memadai.
“Mayoritas nelayan Indonesia adalah nelayan tradisional yang menggunakan alat konvensional dalam menangkap ikan sehingga hasilnya tidak maksimal,” tuturnya Selasa (31/10) di UGM.
Keterbatasan teknologi pada alat tangkap nelayan tradisional, lanjutnya, membuat nelayan harus menunggu lama di laut sehingga tidak efisien. Tidak hanya itu, nelayan juga tidak dapat mengetahui dengan pasti ketersediaan ikan di daerah tangkapannya.
“Proses ini tidak efisien, tidak jarang juga nelayan pulang tanpa membawa hasil. Oleh sebab itu, kami berusaha mencari solusi untuk mengatasi persoalan ini,” jelasnya.
Ketiganya pun mengembangkan inovasi alat tangkap keramba dengan memanfaatkan LED Superbright berwarna merah dan hijau. Led tersebut berfungsi untuk memancing ikan datang ke keramba.
“Biasanya nelayan memakai lampu pijar untuk menarik ikan, tetapi tidak efektif karena panas. Berbeda dengan LED Superbright ini tidak menghasilkan panas dan memancarkan cahaya sangat terang sehingga bisa menarik ikan,”imbuh Hanif.
Selanjutnya, ikan yang masuk ke dalam keramba akan dideteksi oleh sensor photodiode melalui perubahan nilai cahaya yang ditangkap. Apabila keramba telah terisi penuh dengan ikan maka sensor akan membaca nilai tertentu dan mengirimkan hasilnya melalui mikrokontroller dan mengirim sinyal yang menghasilkan notifikasi berupa SMS dan dapat diterima langsung oleh nelayan melalui smartphone.
“Nelayan juga dapat mengecek kondisi kerambanya secara real-time dengan cara melakukan missed call ke Mr. Krabs. Kemudian, Mr. Krabs akan melakukan scanning keadaan keramba dan akan mengirimkan informasi tentang kondisi keramba melalui SMS,” kata Hanif.
Alat yang dikembangkan tiga mahasiswa muda ini tidak hanya dapat membantu meningkatkan hasil tangkapan ikan para nelayan. Namun, juga berhasil masuk sebagai finalis dalam cabang Piranti Cerdas dan Embedded System di ajang kompetisi Gemastik 2017 yang diadakan Kementerian Ristekdikti pada 4-5 November di Universitas Indonesia.(Humas UGM/Ika)