Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada dan KAGAMA mempersembahkan pagelaran Malam Puncak Anugerah Sastra dan Seni UGM 2017. Pada acara tersebut diumumkan pemenang dari Lomba Sastra dan Seni UGM 2017 yang sebelumnya telah diselenggarakan. Selain pengumuman juara, pada acara tersebut diisi dengan orasi budaya oleh sastrawan, Prof. Dr. Budi Darma, M.A. dan pembacaan puisi Kedung Darma Romansha. Acara malam puncak yang diselenggarakan pada Jumat (10/11) itu juga menyuguhkan penampilan pentas “Goro-Goro Diponegoro” oleh kelompok seni Mantradisi, Voice of Citizen, dan Rampoe UGM.
Ada enam kategori yang menjadi Lomba Sastra dan Seni UGM 2017, yaitu kritik sastra, meme, foto, film pendek, cerita pendek, dan puisi. Pada kategori kritik sastra, juara 1 diraih oleh Sun Lie Thomas Alexander dengan karya berjudul “Menyinggahi Lampuki” (Konflik Aceh dalam Balutan Black Comedy), juara 2 diraih oleh Yusri Fajar dengan karya berjudul “Tragedi Lumpur Lapindo: Penderitaan Manusia dan Kerusakan Alam dalam puisi-puisi Tanggulendut karya F. Azia Manna”, dan juara 3 yaitu Asef Saeful Anwar dengan karya berjudul “Relasi Cina-Jawa dalam Novel Putri Cina.”
Pada kategori meme hanya dipilih dua pemenang tanpa ada juara pertama. Juara 2 diraih oleh Rina Mariana dengan karya berjudul “Cinta Kita Seperti Indonesia” dan juara 3 yaitu Wisnu Wardhani dengan karya berjudul “Hompipa.” Sementara itu, pada kategori foto juara 1 diraih oleh Firmansyah Bin Mamat Rahmat Dam dengan karya berjudul “Tanpa Judul”, juara 2 diraih Lannang Kurnia Jati dengan karya berjudul “Mewarisi Tradisi, Menata Generasi Berikutnya”, dan juara 3 diraih Hana Dewi Pratiwi dengan karya berjudul “Warm and Love.”
Selanjutnya, pada kategori film pendek juara 1 diraih oleh Fauzan Ahmad Hardono dengan karya berjudul “Sumbu pendek”, juara 2 diraih Damianus Roni Febriawan dengan karya berjudul “Jejak”, dan juara 3 diraih Try Kurnia Sari dengna karya berjudul “Darno.” Kemudian pada kategori cerpen juara 1 diraih Wahyu Budi Utomo dengan karya berjudul “Warok Saimun”, juara 2 diraih Dhenok Praptiningrum dengan karya “Kuku Orang Mati”, dan juara 3 diraih Pinkan Kurnia dengan karya berjudul “Kunang-kunang di Tondano.” Terakhir pada kategori puisi juara 1 diraih Wilfridus Setu Embu dengan karya berjudul “Kurusetra”, juara 2 diraih Bernando B. Sujibto dengan karya “Rambipuji”, dan juara 3 diraih Senja Dewi Utamaningsih dengan karya “Depan Aerodum (:Requiem).”
Dekan FIB UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA., mengatakan bahwa peradaban dimulai sastra dan seni. Menurutnya, otak dan rasa menciptakan sastra. Wening mengatakan bahwa para pemengan terpilih pada Lomba Sastra dan Seni UGM 2017 adalah sastra yang dihasilkan oleh rasa dan pikiran yang lama sehingga menghasilkan suatu karya.
“Malam ini kami mengapresiasi di bidang sastra, mencoba untuk mengapresiasi orang-orang yang telah mengolah rasa dan pikirannya kemudian membuat karya sastra,” ujar Wening.
Salah satu pemenang pada katergori kritik sastra, Sun Lie, mengapresiasi acara ini. Menurutnya, Lomba Sastra dan Seni UGM dapat menjadi salah satu cara untuk mengapresiasi para penulis sastra. Senada dengan Sun, Senja Dewi Utamaningsih pemenang pada kategori puisi sangat mengapresiasi kompetisi yang diadakan FIB UGM dan KAGAMA ini. Senja berharap acara serupa dapat dilakukan UGM di tahun-tahun mendatang. (Humas UGM/Catur)