World Health Organization (WHO) menyatakan obesitas menjadi suatu pandemik global karena tidak saja terjadi di negara maju, namun juga di negara berkembang. Penderita obesitas di dunia mencapai 671 juta orang, dan lebih 50 persen hidup di sepuluh negara di dunia termasuk Indonesia.
Data Riskedas tahun 2013 menyebut di Indonesia prevalensi kegemukan pada anak usia 5-12 tahun sebesar 18,8 persen. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan di tahun 2010 sebesar 9,2 persen. Sementara prevalensi overweight dan obesitas tertinggi pada kelompok anak usia 5-12 tahun terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 30,1 persen.
Felicia Kurniawan, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Katholik Atma Jaya, Jakarta, mengatakan obesitas pada anak bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental yang sangat merugikan kualitas hidup dan sangat berisiko hingga dewasa. Hampir 80 persen anak-anak berusia 10 tahun dengan IMT di atas persentil ke-95 akan tetap mengalami kelebihan berat badan hingga dewasa.
“Dampak kesehatan akibat obesitas ini adalah feet growth disorder, sleep disorder, sleep apnea dan kurang percaya diri, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, osteoarthritis dan kanker,” ujar Felicia, di Fakultas Kedokteran UGM, Rabu (17/1) saat ujian terbuka program doktor.
Felicia berpandangan pencegahan dan pengobatan kegemukan dan obesitas sebenarnya lebih mudah pada anak-anak daripada orang dewasa karena mereka masih dalam masa pertumbuhan. Anak-anak dapat mengubah kebiasaan makannya dan beradaptasi dengan mudah dibanding dengan kelompok usia lainnya.
“Anak-anak merupakan populasi prioritas dalam melaksanakan strategi intervensi. Oleh karena itu, mengatasi obesitas pada anak dengan intervensi berbasis sekolah merupakan tempat yang penting untuk pencegahan primer, sebab anak-anak berusia 6-12 tahun menjalani sebagian besar kehidupannya di sekolah,” ucapnya.
Mempertahankan disertasi Efektivitas Program Sehat Dalam Mencegah Obesitas pada Murid SD di Jakarta Utara, Felicia Kurniawan menuturkan Program SEHAT (Smart Eating and Healthy Activity) menjadi salah satu program intervensi pencegahan obesitas di sekolah. Program SEHAT ini melibatkan orang tua murid, guru dan murid sekolah.
Dasar teori yang dipergunakan untuk menyusun model promosi kesehatan ini adalah Social Learning theory dan model perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan dari Dignan dan Carr. Program ini ditujukan untuk murid-murid kelas IV dan V usia 9-11 tahun.
“Hasil penelitian menunjukkan program promosi kesehatan untuk pencegahan obesitas pada pada kelas IV dan V memerlukan peran aktif kepala sekolah, guru dan orang tua murid,” tutur Felicia. (Humas UGM/ Agung)