Perguruan tinggi di seluruh dunia yang ingin mengetahui posisinya dibandingkan dengan PT lain selalu mengandalkan pada 3 lembaga pemeringkatan internasional, yaitu Shanghai Jiao Tong University (SJTU) di China, dan Times Higher Education Supplement (THES) yang merupakan bagian dari koran papan atas Inggris, The Times. Sejak 2004, muncul lembaga baru yaitu Webometrics yang berafiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol.
SJTU dan THES memeringkat PT dunia atas dasar mutu mahasiswa, mutu staf pengajar, mutu fasilitas pendidikan dan penelitian, serta mutu lulusan. Karena itu, kriteria-kriteria pemeringkatan yang digunakan minimal mencakup mutu staf pengajar, misalnya jumlah professor pemenang hadiah Nobel atau staf pengajar yang bergelar doktor, jumlah staf pengajar internasional, mahasiswa pascasarjana, mahasiswa internasional, rasio buku/mahasiswa, rasio PC/mahasiswa, dll,
Berbeda dengan SJTU dan THES, Webometrics memeringkat PT atas dasar keunggulan dalam publikasi elektronik (e-publication) yang terdapat dalam domain web masing-masing PT. Untuk mengukur keunggulan tersebut digunakan 4 indikator, yakni (a) yaitu Size (S), yakni jumlah halaman publikasi elektronik yang terdapat dalam domain web PT, (b) Visibility (V), atau jumlah halaman lain yang mencantumkan URL domain PT yang dinilai, (c) Rich Files (RF), yakni relevansi sumber elektronik dengan kegiatan akademik dan publikasi PT tersebut, dan (d) Scholar (Sc), yakni jumlah publikasi dan sitasi bermutu pada domain PT. Data yang dikumpulkan dengan empat indikator tersebut diolah dan digunakan untuk memeringkat lebih kurang 3000 PT dari seluruh dunia. Daftar peringkat PT dikeluarkan 2 kali dalam bulan Januari dan sekitar Juli setiap tahun sejak 2004.
Prestasi PT Indonesia
Di tengah-tengah keterpurukan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam berbagai bidang, bulan Januari 2007 ternyata membawa udara segar bagi dunia pendidikan tinggi negara ini. Dalam daftar peringkat 100 PT unggulan dunia yang berada di Asia Tenggara terdapat 14 PT Indonesia. PT tersebut adalah ITB, UGM, UI, IPB, ITS, Unpar, Universitas Gunadarma, Universitas Binus, STT Telkom, UKDW, Unair, UK Petra, Unibraw dan Unhas.
Ke 14 PT yang berhasil mencapai prestasi Unggulan Asia Tenggara tersebut terdapat 5 PT-BHMN, 3 PTN dan 6 PTS. Prestasi keenam PTS tersebut sungguh membanggakan, karena di tengah berbagai suara bernada pesimistis tentang PTS, ternyata 6 di antaranya telah berjaya mencapai prestasi tingkat regional.
Dalam Kelompok 20 PT terunggul di Asia Tenggara, hanya 2 PT Indonesia berhasil masuk yaitu ITB yang berada pada peringkat 10 dan UGM pada peringkat 12. Dalam daftar 100 PT unggulan di Asia, kembali hanya ITB dan UGM yang berhasil masuk, masing-masing pada peringkat 73 dan 100. Dibandingkan dengan pemeringkatan THES
semakin banyak PT Indonesia yang masuk dalam jajaran PT unggulan dunia. Suatu prestasi nasional yang cukup lumayan di tengah keterpurukan dalam berbagai bidang yang tengah dialami bangsa Indonesia.
Dari daftar 100 PT unggulan Asia Tenggara versi Webometrics jelas sekali terlihat supremasi Muangthai, karena 41 dari 100 PT papan atas Asia Tenggara berada di Negeri Gajah tersebut. Nampaknya hal itu merupakan buah atas reformasi pendidikan yang dilakukan oleh Negara khusunya pendididikan tinggi yang telah dimulai sejak lebih kurang dua ratus lima puluh tahun yang lalu oleh Raja Rama V dengan mendirikan Universitas Chulalongkorn Komitmen Negara pada reformasi pendidikan dilanjutkan oleh Pemerintah Muangthai sampai sekarang. Hasil dari program berkelanjutan dalam bidang pendidikan tersebut sekarang terlihat buahnya. PT negeri tersebut telah mencapai kemajuan pesat, dan mutunya diakui oleh masyarakat dunia.
Reformasi pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia sejak 1970an juga sekarang nampak hasilnya, antara lain dari hasil pemeringkatan oleh Webometrics. Ada 17 PT di Negara Semenanjung tersebut yang berhasil masuk ke dalam kelompok PT Unggulan Asia Tenggara. Dibandingkan dengan jumlah lembaga pendidikan tinggi yang ada di Negara tersebut, lebih kurang 6,5 persen perguruan tinggi Malaysia telah berhasil menjadi PT unggulan Asia Tenggara. Sementara itu, Indonesia baru berhasil memasukkan 14 dari 2680 PTN dan PTS, atau 0,5 persen, dalam jajaran PT elit Asia Tenggara.
Dominasi Asia Timur
Perguruan tinggi dari negara-negara Asia Timur kembali menunjukkan kedigdayaannya. Pemeringkatan PT unggulan yang baru diumumkan oleh Webometrics menunjukkan hal tersebut. Dari 100 PT unggulan di Asia, 86 berlokasi di negara-negara maju Asia Tenggara yaitu Jepang, RRC, Taiwan, Korea Selatan dan Hong Kong. Kenyataan ini sering menimbulkan pertanyaan; apakah kemajuan industri dan ekonomi di negara tersebut karena kualitas pendidikannya tinggi? Atau, sebaliknya, karena ekonominya maju, bangsa tersebut mampu membiayai pendidikan tinggi bermutu?
Keberhasilan negara-negara Asia Timur dalam reformasi pendidikan tinggi dan menjadikannya sebagai pendorong transformasi menuju industri berteknologi tinggi perlu dipelajari oleh para perencana kebijakan pendidikan Indonesia. Tindakan tersebut perlu dilakukan agar lebih banyak PT Indonesia yang berhasil mencapai peringkat PT regional dan bahkan menjadi pemain global karena keunggulan kualitasnya. Namun, untuk mencapai keunggulan tersebut amat diperlukan komitmen politik dan tindakan nyata Pemerintah, bukan hanya sekedar persentase anggaran tertentu yang dicantumkan dalam konstitusi.
Supremasi Amerika Serikat
Hasil pemeringkatan oleh Wobometrics sekali lagi mengungkapkan fakta yang tak tersanggahkan bahwa PT Amerika Serikat, seperti yang diungkapkan oleh peringkat yang diumumkan oleh SJTU dan THES, telah menujukkan dominasi yang kuat dalam pendidikan tinggi bermutu global. Dalam Top 100 World Universities versi Webometrics, 68 PT terbaik dunia berada di Amerika Serikat. Pertanyaan yang menarik bagi para perumus kebijakan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, mengapa Amerika Serikat lebih berhasil melahirkan PT unggulan dunia? (Humas UGM)