Lingkungan perairan laut memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap kegagalan struktur rangka pipa baja akibat terjadinya proses korosi. Meski beberadaan lubang pada rangka pipa baja tidak hanya terjadi karena pengaruh korosi, namun bisa saja akibat kesalahan pabrikasi. Namun demikian, pengurangan potensi korosi pada pipa baja dalam pembangunan kilang atau pengeboran minyak di dekat pantai (onshore) dan lepas pantai (offshore) sangat diperlukan agar tidak terjadi kegagalan struktur rangka pipa baja.
Mahasiswa program doktor Ilmu Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM, Miftahul Iman, berhasil melakukan kajian eksperimental dan numerik tentang kegagalan tekuk pada struktur rangka pipa baja berlubang. Ia melakukan pengujian terhadap pengaruh letak lubang dan diameter lubang terhadap pengurangan kapasitas tekuk.
Hasil eksperimental maupun numeris yang dilakukannya menunjukkan bahwa keberadaan lubang mampu mengurangi kapasitas beban tekuk secara signifikan.“Reduksi maksimal terjadi pada posisi lubang di tengah panjang pipa,” kata Miftahul Iman dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Teknik, Senin (22/1).
Saat terjadi buckling (tekuk), kata Miftahul, bentuk deformasi pipa adalah single curvature dengan arah kelengkungan berlawanan pada posisi lubang. Tidak hanya itu, terjadi penurunan kapasitas tekuk akibat perubahan diameter lubang untuk setiap posisi lubang. “Nilai beban kitis paling rendah pada model pipa dengan diameter lubang paling besar dan berada pada tengah bentang,” katanya.
Ia berkesimpulan semakin besar diameter lubang maka faktor reduksi akan semakin besar. Namun, keberdaan lubang mampu mengurangi kapasitas beban tekuk. (Humas UGM/Gusti Grehenson)