Pengasuhan anak autis dinilai sulit dan dapat menimbulkan beban yang berat bagi orang tua dan keluarga. Orang tua tidak hanya dapat mengalami kesulitan dalam memahami interaksi secara dyadic dengan anak, tetapi juga mengalami kesulitan menjalankan perannya secara luas. Hal itu dapat menyebabkan orang tua yang mengasuh anak autis memiliki tingkat stres yang tinggi. Orang tua yang mengalami stres perlu mendapat dukungan agar sumber daya yang dimilikinya meningkat. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan sumber daya orang tua sehingga mampu beradaptasi secara positif yakni dengan pelaksanaan group-based parenting support.
Pengaruh group-based parenting support terhadap stres itu lah yang melatarbelakangi Desvi Yanti Mukhtar menulis sebuah disertasi berjudul “Pengaruh group-based parenting support Terhadap Stres Pengasuhan Orang Tua yang Mengasuh Anak dengan Gangguan Spektrum Autis.” Disertasi itu sukses mengantarkan Desvi yang merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, meraih gelar doktor bidang psikologi di Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada. Desvi secara resmi meraih gelar dokotr usai dinyatakan lulus dalam ujian terbuka doktor pada Senin (29/1) di Auditorium Fakultas Psikologi UGM.
Metode group-based parenting support adalah suatu pemberian intervensi kepada orang tua dengan menggunakan setting kelompok. Intervensi melalui kelompok dinilai lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga. Selain itu, pendekatan kelompok memiliki beberapa faktor terapeutik, seperti kesempatan membuka diri dan belajar serta mampu menjalin kohesivitas dengan orang lain.
Desvi melakukan penelitian terhadap 38 orang tua penhasuh anak autis di wilayah DIY yang dibagi dalam dua perlakuan, yakni kelompok dukungan orang tua dan kelompok psikoedukasi untuk orang tua. Hasil cek manipulasi yang dilakukan Desvi menunjukkan bahwa subjek penelitian dalam kelompok dukungan orang tua dan kelompok psikoedukasi mengalami peningkatan pengetahuan tentang pengasuhan anak autis setelah mengikuti group-based parenting support.
“Hal ini menunjukkan bahwa group-based parenting support yang dilakukan dengan pendekatan ekologi dapat membantu meningkatkan pengetahuan orang tua,” terang Desvi.
Lebih lanjut Desvi menjelaskan bahwa dari hasil penelitiannya ditemukan ada perbedaan pengaruh kedua bentuk group-based parenting support terhadap stres pengasuhan. Desvi menerangkan bahwa kelompok dukungan orang tua mampu menurunkan stres pengasuhan dengan besaran effect size 23,2% sementara kelompok psikoedukasi tidak.
“Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan group-based parenting support dengan pendekatan ekologi dapat membantu orang tua yang mengasuh anak autis,” tutur Desvi. (Humas UGM/Catur)