Jika, selama ini seni teater dipandang hanya sebagai wilayah kreativitas seniman dan seni pertunjukkan, serta belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, maka pertunjukkan Mini Kata yang semula adalah bentuk pelatihan akting, ternyata telah menyumbang gagasan ilmu pengetahuan dalam sebuah proses kreatif. Yaitu, mengembangkan suatu metode pelatihan aktor dengan melatih energi alam dan menghadirkan sistim pelatihan akting improvisasi. Selain itu, pertunjukkan Mini Kata telah mewujudkan suatu teknik akting dengan menghasilkan gerakan indah.
Demikian disampaikan Dra Yudiaryani MA, saat ujian doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, Kamis, (22/3). Promovenda yang dosen Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Yogyakarta ini, mempertahankan desertasi berjudul “Makna Kehadiran Rendra dan Mini Kata di Dalam Teater Modern Indonesia di Yogyakartaâ€, dengan bertindak promoter Prof Dr Siti Chamamah Soeratno dan ko-promotor Prof Dr Imam T Abdullah dan Prof Dr RM Soedarsono.
Kata Yudiaryani, kehadiran Rendra dan Mini Kata telah mengubah sejarah teater Indonesia ke arah pembaruan, dari bentuk teater yang dikenal dengan istilah teater realisme konvensional menjadi bentuk teater abstrak Mini Kata. “Rendra melalui teater Mini Kata menghadirkan suatu ‘gerakan’ kesenian dan kebudayaan, yang berhasil mengundang seluruh elemen masyarakat, dari anak muda, seniman, intelektual, budayawan, bahkan politikus untuk memikirkan perlunya pemahaman kebebasan berekspresi dan kemanusiaan,†ujar Redaktur Jurnal Seni dan Pendidikan Imaji.
Kehadiran Rendra dan Mini Kata di tahun 1968, kata Yudiaryani, memiliki makna penting bagi teater modern Indonesia di Yogyakarta. Nilai-nilai tradisi yang semula melekat dalam kesenian sebagai tuntunan, tatanan dan tontonan akhirnya menghadirkan nilai-nilai modern yang mendudukan kesenian sebagai titian, jembatan, mirror image, yang membimbing masyarakat bersifat kritis, mandiri dan mengenali hak-haknya.
“Rendra memaknai nilai-nilai tradisi dengan terus mempertimbangkan kegunaannya bagi penonton sesuai dengan perkembangan jaman,†tukas alumnus S2 program film dan teater, Universitas New South Wales, Sydney Australia, dan dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, sekaligus meraih gelar doktor bidang ilmu sastra dari UGM. (Humas UGM)