Rumah tangga sudah mulai membiasakan diri dengan mengonsumsi pangan lokal, meski masih kadang-kadang, kebiasaan makan pangan dengan peningkatan jumlah konsumsi makanan dan minuman.
Demikian kata Mohammad Zulkarnain Yuliarso, dosen Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, di Sekolah Pascasarjana UGM, Kamis (1/2) saat menjalani ujian terbuka program doktor. Promovendus mempertahankan disertasi. Strategi Komunikasi, Ketersediaan dan Akses, Budaya, dan Sikap Sebagai Determinan Faktor Kebiasaan Makan Pangan Lokal di Kabupaten Bengkulu Utara.
Zulkarnain Yuliarso menuturkan strategi penanganan proyek penanganan penyakit. Sementara budaya terkait pangan lokal dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
“Tidak langsung, budaya akan memengaruhi kebiasaan. Apa sikap terhadap kebiasaan makan pangan tradisional,”tuturnya.
Dalam ujian untuk memperoleh derajat doktor bidang program studi penyuluhan dan komunikasi pembangunan, Zulkarnaen menilai revisi implikasi model strategi komunikasi kegiatan P2KP di Kabupaten Bengkulu Utara merupakan model yang sedang atau sedang mengalami kemiripan dengan konsep dan teori pada model perencanaan komunikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan secara global. Secara umum, model ini memiliki tahapan yang relatif sama, yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
“Dalam hal ini, media massa dipersepsikan sebagai saluran yang tidak memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi diversifikasi pangan lokal. Penyebaran informasi lebih didominasi melalui getok tular (seluruh dunia gunung komunikasi) dan proses pembelajaran sosial karena hubungan sosial masih tinggi ,” paparnya. (Humas UGM / Agung)