Auditorium 1, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 4-5 APRIL 2007
Etika sebagai refleksi manusia tentang apa yang dilakukannya dan dikerjakannya menunjukkan gejala yang semakin diminati pada akhir-akhir ini. Dipandang pada skala internasional, sekarang terlihat semacam booming dalam kegiatan-kegiatan di sekitar etika baik dalam bentuk pembentukan lembaga penelitian atau institut, kegiatan seminar dan diskusi ilmiah, bahkan pada taraf yang lebih populer yaitu publikasi melalui media cetak maupun media elektronik. Pada taraf internasional, kini semakin terasa urgensi untuk memberikan tempat yang lebih luas kepada etika dalam kurikulum perguruan tinggi. Di beberapa negara yang pendidikannya telah maju, kurikulum etika telah dimasukkan sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswanya. Semakin disadari bahwa pendidikan kedokteran, guru, ahli hukum, manajer belum lengkap jika dimensi etis tidak diberi perhatian. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dan kompleks, seperti berkembangnya ilmu-ilmu dasar (biologi, kimia, fisika dan ilmu dasar lainnya) juga sangat bersentuhan dengan nuansa etika baik pada pengembangannya maupun pada penerapannya. Hal ini dilatar belakangi oleh gejala adanya masalah moral yang baru dan berat yang dihadapi sebagai akibat perkembangan pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, serta terjadinya perubahan sosial budaya yang terjadi pada saat yang bersamaan dan berlangsung secara global.
Dengan memperhatikan berbagai latar belakang tersebut di atas, Kementerian Negara Riset dan Teknologi bekerjasama dengan UNESCO dan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan “Workshop Pendidikan Bioetikaâ€. Beberapa pembicara kunci dari Luar Negeri diundang untuk memberikan pemaparan serta pelatihan dan demonstrasi yang berkaitan dengan Establishing Education in Bioethics: social remarks and observation (Oleh Prof. Darryl Macer Ph.D – Regional Adviser in Social and Human Science for Asia and Pasific UNESCO – Bangkok); Dr. Lindsay Conner – Faculty of Education University of Canterbury, New Zealand memberikan pemaparan dan pelatihan tentang: Bioethics Education and Curriculum Development; serta Irina Pollard dari Departement of Biological Science, Macquarie University, Australia memberikan pemaparan dan pelatihan tentang: Bioethics Education: Moral Development and Learning Resources, dan Prof.Jens Seeberg, PhD (WHO-SEARO Experiences) tentang Bioethics Education Intercultural.
Acara ini dibuka oleh Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Dinamika Masyarakat (Prof.Dr. Carunia Mulya Firdausy,MA.), dengan Key Note Speech Ketua Komisi Bioetika Nasional (Prof.Dr.Umar Anggoro Jenie). Beberapa pembicara kunci dari dalam negeri juga memberikan pemaparan yaitu: Prof. Dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT tentang Bioethics Education In Indonesia, Dr. CB. Kusmaryanto, SCJ tentang Basic of Bioethics Education, Dr. Zainal Abidin Bagir, MA tentang Bioethics Education and Religius Values.
Seluruh rangkaian kegiatan diselenggarakan di Auditorium 1, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tanggal 4-5 April 2007.