Universitas Gadjah Mada (UGM) dan SkyWay Technologies Indonesia menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat khususnya dalam pengembangan inovasi bidang transportasi.
Kesepakatan kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dengan Country Director SkyWay Technologies Indonesia, Madinatul Fadilah, Senin (19/2) di Ruang Sidang Pimpinan Kantor Pusat UGM.
Madinatul Fadilah mengatakan SkyWay Technologies Indonesia telah melakukan kerja sama dengan beberapa pihak di Indonesia dalam implementasi teknologi untuk mengatasi persoalan transportasi. Kerja sama dengan UGM ini juga diharapkan dapat memberikan solusi transportasi bagi bangsa.
“Semoga ke depan kerja sama ini dapat berjalan dengan baik,” katanya.
Dalam kesempatan itu, SkyWay Technologies Indonesia juga meluncuran program CSR berupa beasiswa dan program magang bagi mahasiswa tingkat akhir UGM. Melalui program tersebut, dikatakan Madina, sebagai upaya untuk mentransfer pengetahuan dengan cepat kepada generasi muda bangsa.
“Dengan begitu, Indonesia tidak akan lagi dipandang sebagai end user namun mampu memproduksi dan menjadi pemilik dari teknologi,”tuturnya.
Rektor UGM menyambut baik kerja sama yang dilakukan dalam pengembangan inovasi di bidang transportasi. Menurutnya, transportasi merupakan persoalan yang sangat mendesak untuk diatasi. Terlebih dengan kondisi mobilitas masyarakat yang semakin meningkat seiring perkembangan teknologi dan peningkatan kesejahteraan sehingga dibutuhkan rekayasa dan usaha pengembangan moda transporatsi untuk mengurangi kemacetan.
“Inovasi terkait kendaraan merupakan salah satu cara untuk memperlancar transportasi barang dan manusia. Oleh sebab itu, inovasi harus tumbuh dengan baik di Indonesia dan menciptakan moda baru di bidang transportasi dan juga bidang lainnya,”terang Panut.
Dalam kesempatan itu, Panut juga menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan SkyWay melalui program CSR berupa beasiswa bagi mahasiswa UGM. Panut menjelaskan bahwa UGM merupakan tempat belajar mahasiswa yang tidak hanya berasal dari kalangan menengah-atas, tetapi juga dari keluarga kurang mampu.
“Sekitar 30 persen mahasiswa UGM berasal dari keluarga yang kurang mampu dan memerlukan bantuan dari berbagai pihak,” tuturnya.
Panut pun berharap kerja sama nantinya dapat dikembangkan dalam lingkup yang lebih luas lagi. Kerja sama tidak hanya dalam pengembangan inovasi transportasi saja, tetapi juga bidang-bidang lainnya.
“Semoga kerja sama ini memberikan manfaat bagi UGM dan SkyWay Technologies Indonesia serta kemanfaatan bangsa,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto).