Permasalahan riset nasional hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Terkait manajemen riset, penelitian masih disamakan dengan kegiatan birokratik-administratif, padahal keduanya sangat beda.
“Hingga kini belum juga tercipta sistem kompetisi terbuka yang adil bagi para peneliti,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Ir Prakoso, M.M., pada forum diskusi strategi hilirisasi hasil penelitian untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, di ruang multimedia, Senin (7/5).
Kondisi riset yang demikian, menurut Prakoso, disebabkan masih rendahnya pemahaman atas riset dari pengambil kebijakan atau birokrat. Selain itu, belum berjalannya sistem reward dan punishment dalam iklim riset di Indonesia.
Belum matangnya link and match antara Perguruan tinggi/ Litbang dengan industri juga dinilai sebagai penyebab. Sementara di sisi lain, sinergi lintas disiplin masih rendah.
Ia menilai kurang bergairahnya penelitian di Indonesia disebabkan masih kurangnya berbagai regulasi untuk mendukung anggaran riset. Anggaran riset (GERD) masih rendah sekitar 0,25 persen per GDP.
“Berbagai dana penelitian masih didominai oleh pemerintah sebesar 84 persen dan swasta sebesar 16 persen. Ini menunjukkan pelibatan sektor swasta masih sangat rendah,” katanya.
Diskusi strategi hilirisasi hasil penelitian untuk meningkatkan kesehatan masyarakat digelar Kemenristekdikti bekerja sama dengan UGM dan Kalbe Farma. Diskusi dilaksanakan dalam rangka peluncuran Ristekdikti Kalbe Science Award (RKSA) 2018.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., mengatakan Ristekdikti Kalbe Science Award 2018 merupakan forum untuk menjaring ide-ide kreatif yang inovatif. Sebagai universitas riset, UGM juga memberi perhatian sangat besar terhadap kegiatan-kegiatan penelitian yang diwujudkan dalam upaya mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan dan mengembangkan berbagai penelitian.
Djagal menuturkan sesuai dengan peraturan MWA No. 4 Tahun 2014 tentang Kebijakan Umum UGM 2012 – 2037 maka periode 2017 – 2022 kebijakan penelitian di UGM memasuki tahap pendalaman dengan fokus mengembangkan penelitian dan pendidikan lintas disiplin. Artinya, sebuah penelitian harus melibatkan bermacam ilmu sehingga bisa menghasilkan satu temuan yang komprehensif, dan dibutuhkan oleh masyarakat.
“Penelitian harus memicu inovasi-inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara serta kemanusiaan yang berbasis pada kearifan budaya. Ini sudah diberikan contoh oleh Rektor pertama UGM, Prof. Dr. Sardjito, yang menemukan obat yang diberi nama Calcusol,” katanya.
Sie Djohan, Direktur Corporate Business Development PT. Kalbe Farma, menambahkan Ristekdikti Kalbe Science Award dirintis oleh Kemenristekdikti dan Kalbe Farma sejak tahun 2008. Penyelenggaraan RKSA dilakukan setiap dua tahun sekali dan di tahun 2018 ini memasuki penyelenggaraan keenam.
“Itu kita lakukan dalam rangka mendukung pemerintah menata ulang program riset yang tertuang dalam Rencana Induk Riset Nasional, yaitu riset yang berfokus dalam tiga bidang iptek, yaitu pangan, kesehatan dan energi,” ungkapnya.
Penyelenggaraan Ristekdikti Kalbe Science Award 2018 mengambil tema Inovasi Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik. Berbagai penelitian yang dilakukan dosen dari berbagai perguruan tinggi diharapkan bersifat inovatif, baru dan siap untuk dihilirisasi atau dikomersialkan.
“Jadi, ini yang keenam kali, RKSA pertama hingga kelima lebih pada pemberian Award. Namun, kini penelitian dinilai oleh dewan juri, kemudian dipilih penelitian yang terbaik dan dari Kalbe berusaha memanfaatkan penelitian yang sudah dilakukan itu untuk melihat kemungkinan bisa dikomersialisasikan, dan sejauh ini ada satu atau dua penelitian sudah bisa dibawa ke arah komersialisasi (market),” terangnya.
Penyelenggaraan RKSA 2018 untuk bidang kesehatan meliputi 3 kategori, kategori 1 bidang farma, biofarma dan sel punca, kategori 2 bidang e-health, alat kesehatan, diagnostik, dan kategori 3 bidang makanan dan minuman kesehatan, produk bahan alam. Total dana penelitian akan diberikan kepada 3-5 proposal terpilih dengan nilai 1,5 miliar rupiah.
Sosialisasi dan pendaftaran peserta (pra-proposal) program RKSA dimulai 3 Mei 2018 hingga 8 Juli 2018. Para peserta yang berminat terlebih dulu membuat akun di website RKSA dengan melengkapi form data diri, form pra-proposal dan mengunggah softcopy surat pengesahan dari institusi, dan semua informasi mengenai RKSA 2018 dapat dilihat di www.kalbe-rksa.com (Humas UGM/ Agung; Foto : Firsto)