Dubes Turki untuk Pemerintah Indonesia, Mr. Mehmet Kadri Sander Gürbüz, berkunjung ke kampus UGM. Dalam kunjungannya yang diterima Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., ini bertujuan untuk menjajaki kerja sama strategis antara UGM dan universitas-universitas di Turki.
Dalam kesempatan ini, Dubes Turki untuk Pemerintah Indonesia, Mr. Mehmet Kadri Sander Gürbüz, didampingi para pengelola BAU, Bahcesehir University, Istanbul. Dengan kunjungan ini maka akan semakin terbuka kerja sama kedua universitas dalam bidang pendidikan dan penelitian.
“Dari kunjungan ini, kemungkinan nanti akan ada kerja sama pendidikan karena Turki memiliki universitas BAU Global yang relatif baru, namun sudah mendunia dan memiliki cabang di beberapa kota dunia, Washington, Hongkong, Cina dan lain-lain,” kata Panut Mulyono, di Balairung UGM, Jumat (25/5).
Rektor menuturkan kedua universitas mengusulkan sebuah riset bersama dengan pendanaan dari pihak ketiga. Riset-riset tersebut terutama di bidang medik diantaranya terkait soal pengobatan alternatif dan fisioterapi.
Akan dikembangkan pula penelitian bersama bidang enginering, computer science, energi dan cyber security. Di bidang fisioterapi mereka sangat tertarik hingga akan mengirimkan mahasiswanya kuliah di UGM.
“BAU Global memiliki network internasional yang baik sehingga dimungkinkan bisa mendanai untuk riset-riset ini. Intinya kita saling memanfaatkan resource yang dimiliki, prinsipnya bila kuat dan kuat tentu kolaborasi akan lebih kuat, namun jika lemah kuat maka yang lemah akan terangkat, dimana yang kuat akan memberi,” tutur Rektor.
Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional UGM, I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., menilai kedatangan Dubes Turki bersama universitas BAU Global, Istanbul memberi arti yang sangat penting karena Universitas BAU Global merupakan perguruan tinggi swasta baru, namun telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
“Intinya jika dubesnya sampai mengantar sebuah universitas, menurut Turki kunjungan ini tentu sangat memiliki arti penting,” jelas Made Andi Arsana.
Made Andi Arsana mengungkapkan perguruan tinggi swasta di Turki memiliki Majelis Wali Amanat (MWA) seperti Board of Trustees, namun universitas negeri tidak memiliki. Sementara, UGM yang notabene perguruan negeri memiliki MWA.
Karena itu, kata Made, rombongan sangat berharap UGM bisa berbagi ke Turki agar universitas-universitas negeri di Turki bisa memiliki Board of Trustees. Sebab, dengan organ Board of Trustees, kewenangan universitas bisa dikurangi.
“Kondisi sekarang pingin memiliki MWA, tapi universitasnya menolak, namun di Indonesia bisa. Bagaimana caranya hal itu bisa ditiru juga, mereka ingin belajar pula dari kita tentang hal itu,” terangnya. (Humas UGM/ Agung;foto: Firsto)