Berbagai bau tidak enak di sekitar kita terkadang membuat banyak orang tidak leluasa untuk melakukan aktivitas. Seperti bau sampah, got, saluran WC atau bau-bau pada saat melakukan praktikum tentang feses dan darah.
Bau-bau tersebut tentu sangat mengganggu. Tidak hanya di perkotaan, bau-bau tersebut juga kadang ditemui di desa-desa akibat penumpukan sampah.
Tentu dibutuhkan cara efektif untuk bisa menetralkan bau-bau tersebut agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat. Salah satunya dengan membersihkan tempat-tempat sampah dengan rutin.
Kini, mahasiswa UGM telah berhasil menemukan solusi efektif untuk mengatasi bau-bau tersebut. Solusi efektif tersebut berupa kreasi produk penetral bau dengan masker kain beresens kopi yang memiliki motif beraneka ragam.
“Produk masker kain beresens kopi ini diberi label MULFUNAS, Multifunction Anti Smell Mask,” ujar Anami Riastri, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM angkatan 2015, di UGM, Senin (25/6).
Menurut Anami, ia bersama Maya Vania Rahmasari, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM angkatan 2015 dan Annisa Fitri Maghfiroh Harvyana, mahasiswa FMIPA UGM, Prodi Matematika angkatan 2016, mengembangkan MULFUNAS sebagai penetral bau dengan kelebihan masker terbuat dari bahan yang nyaman dan dingin. MULFUNAS ini merupakan motif premium yang tidak pasaran.
“Sangat beragam untuk semua kalangan masyarakat, desain praktis, dapat dicuci dan digunakan kembali, serta memiliki harga yang sangat ekonomis,” katanya.
Beresens kopi, menurut Anami, kopi sudah terkenal khasiatnya sebagai penetral bau. Penelitian menunjukkan kandungan kopi asam klorogenik dan kafein dapat menetralkan bau.
“Kopi dalam wujud padat atau bubuk cenderung memiliki kandungan kafein yang tinggi sehingga digunakan esens kopi sebagai bahan dasar zat penetral bau untuk mengurangi efek kafein,” terangnya.
Anami bersama Maya Vania Rahmasari dan Annisa Fitri Maghfiroh Harvyana dengan bimbingan Dr. Irwan Endrayanto Aluicius, S.Si, M.Sc meracik esens kopi dengan takaran tertentu untuk dapat menetralkan bau kemudian dimasukkan dalam botol. Sementara, masker terbuat dari kain maxmara premium dan katun impor yang sangat nyaman, adem, dan berkualitas tinggi.
Kain ini dijahit dengan selalu mengedepankan kualitas kenyamanan konsumen. Untuk menjamin kenyamanan maka ketiga mahasiswa UGM inipun bermitra dengan salah satu konveksi di Yogyakarta dan Solo.
“Dengan begitu maka produk ini juga dapat meningkatkan perekonomian penjahit. Produk dikemas dengan plastik yang sesuai dan diberi label. Bagi konsumen yang tidak tahan aroma kopi kami menawarkan esens lain yaitu sweetberry yang aromanya cukup untuk menutupi bau yang tidak sedap,” imbuh Anami.
Lebih lanjut Anami menjelaskan produk MULFUNAS ditawarkan dengan 50 motif, yaitu 10 motif batik, 10 motif polos, 10 motif shabby chic, 10 motif abstrak, dan 10 motif katun Jepang premium. Masyarakat dapat memperoleh produk ini dengan harga Rp10.000 untuk 1 paket masker dan esens kopi.
“Produk digunakan dengan meneteskan esens pada bagian depan kain, ditunggu sebentar, lalu bisa dipakai untuk beraktivitas dan dapat dicuci kembali 3-6 hari sekali tergantung frekuensi pemakaian,” jelasnya.
Saat ini, MULFUNAS telah dipasarkan melalui online dan offline. Online dapat dijumpai di tokopedia, bukalapak, dan shopee dengan nama toko Mulfunas yang dapat dikirimkan melalui jasa pengiriman JNE, JnT, wahana dan melayani COD (Cash on Delivery) untuk pembeli di sekitar Yogyakarta, Solo dan Boyolali.
Sedangkan untuk offline dapat ditemui di Plaza Agro UGM, pasar Sunmor (Sunday Morning) UGM setiap Minggu pagi. Selain itu, juga di beberapa swalayan dan apotek di Yogyakarta, Solo, dan Jember serta reseller Titania Hana Puspita dari Boyolali dan Wafin Nurul Afiffaroh dari Klaten.
Inovasi karya mahasiswa UGM ini berhasil lolos dan mendapatkan dana hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Dikti. Selain untuk mengembangan penelitian, produk ini diharapkan menjadi solusi masyarakat dalam mengatasi bau-bau yang tidak sedap. (Humas UGM/ Agung)