Komposisi kepribadian neuroticism berpengaruh positif terhadap asimetri konflik tugas. Neuroticism merefleksikan jenis kepribadian yang bertendensi pada pengalaman emosional yang negatif, seperti ketakutan, kesedihan, ketidakpastian, kemarahan, kesalahan dan antisipasi.
Bahkan, individu dengan pribadi neuroticism memiliki ketidakstabilan dalam mengatur emosi ketika menghadapi pengalaman negatif. Individu neuroticism cenderung kurang pandai menyesuaikan, mengalami kecemasan, depresi, dan tidak simpatik.
“Dengan melibatkan 78 kelompok (tim) kerja dari berbagai organisasi, hasil penelitian menunjukkan semakin beragamnya tingkat neuroticism anggota kelompok, semakin beragam persepsi anggota tentang konflik tugas,”ujar Dwita Darmawati, SE., M.Si, di Auditorium BRI, FEB UGM, Selasa (7/8).
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman ini mengatakan hal itu saat menempuh ujian terbuka program doktor. Mempertahankan disertasi Asimetri Konflik: Peran Komposisi Kepribadian Kelompok dan Manajemen Konflik Kolaborasi Pada Kreativitas Kelompok, Dwita mengungkapkan asimetri konflik tugas memiliki pengaruh positif terhadap kreativitas kelompok.
“Hasil ini tentu tidak mendukung teori shared mental model yang memprediksikan asimetri konflik berpengaruh negatif terhadap kreativitas kelompok,” ungkapnya.
Hasil studi Dwita menunjukkan semakin besar perbedaan persepsi terhadap konflik tugas maka kelompok kreativitas juga semakin tinggi. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan semakin beragamnya pendapat, persepsi masing-masing anggota terhadap tugas maka akan terjadi berbagai alternatif dalam menyelesaikan masalah kelompok.
“Artinya semakin beragam persepsi anggota kelompok terkait tugas, semakin kreatif sebuah kelompok kerja. Tim yang terkait dengan inovasi, tugas yang kompleks dan desain produk mendapatkan manfaat dari berbagai perspektif dan pengetahuan yang berbeda,” katanya.
Temuan lain, komposisi kepribadian neuroticism anggota berpengaruh positif terhadap asimetri konflik tugas mengindikasikan organisasi perlu memerhatikan jenis kepribadian anggota ketika membentuk kelompok. Keberagaman tingkat neuroticism pada anggota kelompok akan meningkatkan perbedaan persepsi akan konflik tugas.
“Karena itu, ketika organisasi menginginkan tingkat asimetri konflik tugas yang tinggi maka sebaliknya dipilih individu dengan neuriticism yang beragam,” tandas Dwita didampingi tim promotor Dr. Amin Wibowo, MBA, Dr. Sari Sitalaksmi, Mgt dan Dr. Ely Susanto, MBA. (Humas UGM/ Agung).