Bertempat di Ruang Senat Gedung Rektorat Universitas Negeri Malang, Jumat (30/9) telah berlangsung penandatanganan nota kesepahaman (MoA) antara Univeristas Elektronik Saudi (UES) dengan 45 universitas, perguruan tinggi, dan pondok pesantren di Indonesia. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki Program Studi Sastra Arab, Universitas Gadjah Mada turut serta dalam penandatanganan tersebut.
Penandatanganan MoA tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab secara online di Indonesia, khususnya di UGM. Di samping itu, dalam kerja sama tersebut juga disepakati program tes kemampuan bahasa Arab atau Test of Arabic as Foreign Language (TOAFL) yang bisa diakses secara gratis oleh sivitas akademika UGM.
Rektor Universitas Elektronik Saudi, Prof. Dr. Abdullah Bin Abdul Aziz, mengatakan kerja sama universitas yang dipimpinnya dengan berbagai universitas di Indonesia bertujuan untuk memudahkan orang-orang di luar penutur asli mampu berbahasa Arab dengan baik. Untuk itu, Universitas Elektronik Saudi memberikan kesempatan kepada universitas-universitas di Indonesia untuk melangsungkan proses pembelajaran jarak jauh dengan pemanfaatan internet sehingga batasan ruang dan waktu tidak lagi menjadi kendala.
Prof Imam Asrori, Ketua Umum Ittihadu Mudarrisi al-Lugah al-‘Arabiyyah (IMLA), mengungkapkan kerja sama ini menjadi kegiatan penting dan besar. Kerja sama ini mencerminkan episode penting dalam sejarah pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.
“Kerja sama yang baik ini memiliki peran sentral dalam penyebaran pembelajaran bahasa Arab berbasis komputer,” ungkap Imam Asrori.
Pada gilirannya, kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan kerja sama ini para mahasiswa UGM tentunya dapat mengikuti proses pembelajaran tidak hanya oleh dosen di kelas, melainkan juga oleh para native speaker dari Saudi secara online.
“Kerja sama ini juga memungkinkan mahasiswa memiliki banyak pilihan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab dan berkesempatan mengukur sampai level apa kemahiran berbahasa Arab mereka,” imbuh Imam Asrori. (Humas UGM/ Agung)