Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM meluluskan 172 dokter hewan baru, Kamis (27/12), di Grha Sabha Pramana. Hingga saat ini, Fakultas Kedokteran Hewan UGM telah meluluskan 5.298 dokter hewan yang tersebar di berbagai daerah hingga ke manca negara. Dekan FKH UGM, Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia, dalam pidato sambutannya mengatakan profesi dokter hewan menghadapi tantangan yang tidak mudah di era revolusi industri 4.0. Sebab, pada tahun 2030 telah diprediksi banyak lapangan pekerjaan yang ada saat ini akan menghilang dan lapangan pekerjaan akan didominasi oleh komputer. Oleh karena itu, pendidikan kedokteran hewan perlu mengimbangi perubahan ini untuk memastikan bahwa para lulusan dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Lulusan dokter hewan dituntut mempunyai kemampuan menganalisis Big Data, menguasai artificial intelligent, serta mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan,” katanya.
Selaku pengemban amanah pendidikan, kata Dekan Isrina, FKH UGM senantiasa melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum dengan harapan FKH UGM mampu menghasilkan lulusan yang cakap, unggul dan mempunyai kemampuan sebagai penyedia layanan, pengambil keputusan, komunikator dan mampu jadi pemimpin dalam masyarakat.
Selain itu, FKH UGM juga telah melakukan pengembangan kurikulum dari berbasis kompetensi menjadi kurikulum Education Based Outcome. Bahkan, kemampuan calon dokter hewan juga akan dikembangkan melalui kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan memberi pelayanan secara integral, mampu bekerja sebagai anggota tim yang efektif dalam lingkungan interdisipliner, multi-profesional, dan multikultural. Dengan demikian, diharapkan dokter hewan akan mampu menerapkan pengetahuan baru untuk memecahkan berbagai masalah dan mengambil pendekatan berbasis bukti. “Dokter hewan diharapkan mampu menunjukkan komitmen seumur hidup untuk belajar,” katanya.
Mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, drh. Prabowo Respatiyo Caturroso, Ph.D., dalam pidato sambutannya mewakili pidato orang tua dokter hewan baru mengatakan jumlah dokter hewan di Indonesia masih sangat minim. Berdasarkan hasil perhituangannya, total kebutuhan dokter hewan seluruh Indonesia idealnya sebanyak 216.576. Namun, apabila di desa dianggap belum perlu ada dokter hewan maka kebutuhan dokter hewan seluruh Indonesia sedikirnya mencapai 137.501 orang. Sementara itu, saat ini hanya ada 20-an ribu dokter hewan. “Kalau 50% saja dapat dipenuhi dari total kebutuhan tersebut maka kebutuhan dokter hewan mencapai hampir 69.000 orang,” katanya
Namun demikian, baru terdapat 11 universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan. Dari jumlah itu, 6 universitas diantaranya mampu menghasilkan dokter hewan dengan jumlah pertahunnya sekitar 900 orang. Menurut Prabowo, apabila jumlah kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka sangat memungkinkan akan berdatangan dokter hewan asing untuk memenuhi kebutuhan dokter hewan tersebut sebagaimana kesepakatan MEA dan globalisasi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)