UGM memperoleh penilaian tertinggi pada kategori pengolahan limbah dalam pemeringkatan UI Greenmetric 2018 yang dirilis oleh Universitas Indonesia. Secara keseluruhan, dalam pemeringkatan ini UGM menempati peringkat 6 nasional.
“Ini hasil yang sangat baik mengingat kita baru pertama kali berpartisipasi dalam pemeringkatan ini. Ke depan tugas kita adalah menjaga dan terus meningkatkan apa yang telah kita miliki,” tutur Wakil Rektor UGM Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi, Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak., Jumat (4/1).
Pemeringkatan yang dilakukan setiap tahun sejak tahun 2010 silam ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup di kampus. Tahun ini, ada 719 perguruan tinggi dari 81 negara yang ikut berpartisipasi, 66 perguruan tinggi di antaranya berasal dari Indonesia.
Dalam keikutsertaan yang pertama pada tahun ini, UGM memperoleh peringkat 91 dunia serta peringkat 24 di tingkat Asia.
Ketua tim dari UGM, Sentagi S. Utami, S.T. M.Sc., Ph.D., mengungkapkan meski UGM baru mengikuti pemeringkatan ini pada tahun 2018, namun upaya-upaya pembangunan berkelanjutan sebenarnya telah dikembangkan sejak lama.
“Dari dulu sebenarnya sudah kita lakukan. Kuncinya pada ketersediaan data yang kemudian baru kita kumpulkan sebagai bahan untuk dinilai,” tutur Utami.
Ia memaparkan, terdapat 6 aspek penilaian yang masing-masing memiliki bobot berbeda, yaitu aspek Setting and Infrastructure (SI), Energy and Climate Change (EC), Waste (WS), Water (WR), Transportation (TR), serta Education and Research (ED).
Dari keenam aspek tersebut, UGM unggul dalam kategori Waste atau pengolahan limbah. Keunggulan ini, ujar Utami, dilihat berdasarkan fasilitas pengolahan limbah di UGM yang salah satunya didukung dengan adanya sistem pengolahan sampah yang berpusat di Rumah Inovasi Daur Ulang (RInDU) di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM.
RInDU adalah fasilitas terintegrasi antara proses pengolahan sampah dan limbah skala besar sekaligus sarana penelitian yang beroperasi sejak 2011 yang mengembangkan berbagai metode dan teknologi berbasis fermentasi, termal, serta mekanik.
“Karena kita sudah mempunyai pengolahan limbah di PIAT, jadi nilai kita bisa sangat tinggi,” imbuhnya.
Direktur Perencanaan UGM, Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng., menuturkan bahwa hasil yang didapatkan dalam pemeringkatan ini menjadi pendorong bagi UGM untuk terus mengembangkan inovasi dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan nyaman bagi seluruh warga UGM.
Selain meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kampus, dalam waktu mendatang pihaknya juga akan fokus pada aspek sumber daya manusia yang mampu membuat perencanaan serta mengelola lingkungan kampus dengan baik. (Humas UGM/Gloria)