Sawo merupakan buah tropis yang cepat matang usai pemanen. Perlakuan yang tepat diperlukan agar buah ini tidak cepat busuk dalam penyimpanan.
“Pelapisan kitosan dan penyimpanan pada suhu rendah mampu mempertahankan masa simpan buah sawo,” ungkap Widya Mudyantini, mahasiswi program S3 Fakultas Biologi UGM, Kamis (17/1).
Widya mengatakan aplikasi lapisan kitosan pada buah sawo terbukti mampu memperlambat proses pematangan buah. Pelapisan kitosan pada sawo mampu menghambat gas masuk, memperkuat kulit buah yang tipis, serta aman.
Kitosan merupakan senyawa turunan dari hasil proses deasetilasi kitin yang banyak terkandung dalam hewan laut seperti udang dan kepiting. Kitosan banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan maupun industri, salah satunya sebagai pengawet alami makanan.
Memaparkan hasil penelitian berjudul Respon Pematangan Buah Sawo Setelah Perlakuan Pelapisan Kitosan dan Suhu Ruang Simpan, Widya menyampaikan bahwa penyimpanan buah dalam suhu rendah juga mampu menurunkan kecepatan reaksi dan aktivitas hormon buah.
Hasil penelitian Widya memperlihatkan kombinasi perlakuan aplikasi kitosan dan suhu rendah mampu menurunkan laju respirasi buah sawo. Semakin rendah suhu maka laju respirasi buah juga ikut menurun. Penurunan tertinggi rerata laju respirasi terjadi pada aplikasi kitosan 3% dan suhu 5°C.
“Kombinasi perlakuan pelapisan kitosan 3% dan penyimpanan disuhu 5°C mampu memperanjang masa simpan buah sawo hingga 21 hari,” jelas dosen Universitas Sebelas Maret ini.
Interaksi pelapisan kitosan3% dan penyimpanan suhu rendah 5°C berpengaruh secara nyata dalam mempertahanakan kekerasan, memeprtahankan kandungan klorofil tetap tinggi, dan karotenoid rendah pada buah sawo. Selain itu juga berpengaruh dalam mempertahankan kadar auksin, nutrisi buah, serta menurunkan kadar etilen buah sawo dan aktivitas enzim ACC oksidase. Lalu, menurunkan kadar RNA dan ekspresi gen ACO1 penyandi ACC oksidase. (Humas UGM/Ika)