Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang, Wonogiri, Jawa Tengah memiliki luas 39.733 hektare dengan 16 sub DAS yang mengalir ke waduk Wonogiri serta memiliki fungsi strategis bagi perlindungan daerah aliran sungai Solo. Namun, seiring tingginya tingkat sedimentasi yang masuk ke waduk Wonogiri ditengarai akibat tidak optimalnya penggunaan lahan di sekitar DAS tersebut. Dari hasil penelitian diketahui semua aliran sub DAS Keduang terdapat pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahannya rata-rata 35,96%.
Hal itu dikemukakan oleh Peneliti Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo, Rohman Hakim, S.Si., M.Si., saat menyampaikan pemaparan hasil penelitiannya pada ujian terbuka promosi doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, Senin (21/1).
Dari penelitian disertasinya yang berjudul Optimalisasi Penggunaan Lahan berdasarkan Pendekatan Kinerja DAS dan evaluasi lahan untuk pengelolaan DAS Keduang Wonogiri Jawa Tengah, ia menyebutkan terdapat variasi kinerja sub DAS Keduang yakni sebanyak 10 DAS masuk kategori buruk dan 6 sub DAS kategori sedang. “Dari sisi parameter buruknya kondisi lahan, kondisi tata air, dan sosial ekonomi diketahui berdampak pada penurunan kinerja DAS,” katanya.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari 1.467 unit lahan, lalu setiap lahan dikelompokkan berdasarkan bentuk lahan dan kemiringan yang sama. Dari pengelompokan tersebut kemudian diambil titik sampel secara acak. “Penentuan sampel tanah diambil sebanyak 30 buah, pengujian sampel dilakukan di laboratorium untuk menentukan kualitas dan karakteristik lahan,” katanya.
Ia menyebutkan kinerja Sub DAS dengan kategori sedang antara lain Cebongan, Doning, Kukun, Manguan, dan Sembukan. Sisanya 10 sub DAS masuk dalam kategori buruk. Menurutnya, parameter kondisi lahan seperti tingginya persentase lahan kritis, tutupan vegetasi dan indeks erosi memengaruhi terhadap rendahnya kinerja DAS.
Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi penggunaan lahan yang dilakukan dengan cara penggabungan dari pendekatan kinerja DAS dan evaluasi lahan seacara berkelanjutan. Sementara untuk mengatasi masalah degradasi DAS perlu dilakukan pendekatan rekayasa sosial untuk meningkatkan optimalisasi penggunaan lahan di sekitar DAS. (Humas UGM/Gusti Grehenson)