Masalah kepatuhan pajak (tax compliance puzzle) masih menjadi masalah serius di banyak negara. Masalah kepatuhan pajak ini memperoleh perhatian besar baik dari rezim pemerintah maupun peneliti akuntansi keperilakuan.
Sejumlah penelitian telah dilaksanakan dalam domain economics deterrence, social/ fiscal psychological, dan mixed keduanya. Meski begitu, masalah kepatuhan pajak belum terpecahkan secara tuntas.
“Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh interaksionis antara faktor individual, variable perkembangan moral kognitif dan faktor situasional, variable bentuk implementasi sistem perpajakan dan variable pengalaman terperiksa terhadap perilaku kepatuhan pajak,” ujar Syaiful Iqbal, SE., M.Si.,Ak., CA., CPMA., saat ujian untuk meraih gelar doktor di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Selasa (29/1).
Iqbal menuturkan, wajib pajak orang pribadi memiliki perilaku kepatuhan dengan derajat yang tinggi atau rendah dipengaruhi oleh faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual membawa wajib pajak kepada suatu intensi kepatuhan dengan derajat tertentu, dan interaksi antara faktor individual dan faktor situasional mendorong perubahan derajat kepatuhan tersebut ketika intensi kepatuhan dieksekusi menjadi perilaku.
“Hasil analisis menunjukan terdapat pengaruh interaksionis antara ketiga variabel pada proses perubahan kepatuhan pajak dari intensi menjadi perilaku, yaitu ketika wajib pajak berada pada perkembangan moral kognitif level preconventional dan conventional, tetapi tidak pada level postconventional,” ucap dosen FEB Universitas Brawijaya saat mempertahankan disertasi Pengaruh Interaksionis Antara Variabel Perkembangan Moral Kognitif, Bnetuk Implementasi Sistem Perpajakan, dan Pengalaman Terperiksa Terhadap Kepatuhan Pajak.
Selain itu, hasil penelitian Iqbal membuktikan bahwa perilaku kepatuhan wajib pajak berada pada tingkat lebih tinggi ketika otoritas mengimplementasikan sistem perpajakan bentuk powerful daripada bentuk trustful dan ketika wajib pajak mengalami pemeriksaan pajak pada satu periode sebelumnya. (Humas UGM/ Agung)