Sukses tidak mungkin dapat diraih tanpa menjaga rekam jejak. Bahkan, di setiap posisi yang dilalui, setiap orang harus dapat menciptakan rekam jejak yang bagus sehingga tidak mengherankan jika setahun diangkat sebagai Direktur Konsumer di PT. Bank Bukopin, Rivan Achmad Purwantono, mampu merubah tata kelola keuangan.
“Hanya meyakini saja bisa mempelajari apapun. Keberhasilan memimpin tidak hanya bergantung pada jaringan eksternal, namun juga karena jaringan internal,” ujar Rivan Achmad Purwantono, Direktur Konsumer PT Bank Bukopin, Tbk, alumnus Fakultas Filsafat UGM, di GSP UGM, Selasa (21/5).
Memberikan bekal kepada 1.277 calon lulusan Program Sarjana dan Diploma pada Wisuda Periode III Tahun Akademik 2018/ 2019, Rivan berpesan agar bisa sukses setiap orang tidak hanya dituntut srawung (pergaulan), namun harus srawung dan laden (melayani), karena keduanya saling melengkapi.
“Ada teman baik, bisa melayani dengan baik, dampaknya pasti baik. Pertemanan (relationship) pasti akan dikenal dengan baik. Tapi kalau Anda punya network sangat baik, tapi nilai dari laden (melayani) tidak ada maka tidak dianggap oleh networking, seseorang harus ada yang istimewa untuk ditampilkan,” katanya.
Rivan menuturkan dari pengalamannya berkarier maka dalam segala aktivitas ia selalu menekankan pada tindakan atau contoh.Sebab, jika pola pikir yang ditekankan maka tidak akan diikuti oleh orang lain.
Menurutnya, dengan tindakan maka orang lain akan melihat dan pada akhirnya mengikuti. Sebaliknya, jika setiap pribadi menekankan pola pikir dibandingkan tindakan biasanya akan berujung pada kegagalan.
“Karena gerakannya tidak diikuti. Yang perlu dilakukan oleh orang yang akan melakukan perubahan mestinya pola pikir sedikit tapi tindakannya langsung. Meski begitu, jangan sampai tindakan doang tanpa pola pikir, sebab bagaimanapun yang bagus adalah kombinasi antara pola pikir dan tindakan yang komposisi mayoritasnya berupa tindakan,” ucapnya.
Rivan menandaskan di tahun 2019 ini jumlah pengusaha di Indonesia hanya 1,6 persen. Kondisi ini tentu membuka kesempatan pada siapa saja untuk berbisnis, tak terkecuali lulusan UGM.
Menurutnya, di tahun 2018 dan 2019 siapa saja bisa berbisnis, sebab ketika berbicara soal startup, siapa pun bisa melakukan bisnis ini. Maka sangat disayangkan jika tidak ada keberanian menjadi pengusaha di era sekarang ini.
“Era saat ini yang penting seseorang menjadi orang yang mandiri, itu jauh lebih penting. Generasi milenial saat ini mencapai 23 persen, hal ini tentu meyangkut pola pikir dan pola kerja. Kita tahu cara pikir generasi saat ini berubah luar biasa dan mereka adalah pasar yang hebat dan harus dinikmati oleh negeri sendiri karena 10 tahun ke depan tonggak ekonomi ada di kaum milenial ini,” tandasnya. (Humas UGM/ Agung; foto: Firsto)