Autisme merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi fungsi komunikasi dan interaksi sosial. Gangguan perilaku pada anak autis mempersulit pemenuhan gizi sehari-hari karena mayoritas anak autis sangat selektif dalam pemilihan makanan.
Akibat selektif dalam pemilihan makanan menjadikan variasi diet anak sangat minimal. Sementara itu, kesalahan dalam penanganan diet dapat meningkatkan intensitas gangguan perilaku, seperti kesulitan untuk berkonsentrasi dan gangguan emosi.
Untuk saat ini, upaya memperbaiki kualitas gizi anak autis pada kenyataan masih sangat terbatas. Bahkan, bisa dibilang belum ada upaya sadar gizi untuk anak autis. Banyak lingkungan sekitar belum mendukung mewujudkan pola makan bagi anak autis.
“Ini bisa dilihat dari tingkat kelebihan berat pada anak autis yang cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, pendidikan tentang penanganan diet untuk anak autis sangat penting diberikan baik kepada orang tua, anak, maupun pengajar di sekolah dalam usaha menurunkan frekuensi gangguan perilaku anak,” ujar Nadia Yasmine mahasiswa FKKMK, di Kampus UGM, Selasa (11/6).
Bersama Muklas Rahmanto, Rattyasta Rahumung Mardika (Sekolah Vokasi UGM, Ilmu Komputer), Safira Tasya Amelia dan Rafidah Fawwazia Hidayat (FKKMK UGM), ia pun berusaha meningkatkan kesadaran gizi anak autis dengan membentuk program Kelas Pintar Gizi untuk siswa. Program yang sekaligus memberikan akses lebih mudah tentang pola makan yang tepat untuk anak autis bagi orang tua dan pengajar.
“Program ini kita laksanakan bersama dengan Sekolah Khusus Autis Bina Anggita sebagai mitra yang terletak di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta,” ucapnya.
Nadia menjelaskan beberapa kegiatan dari program tersebut dari bulan April dan Mei 2019 antara lain pengenalan sayur dan buah pada siswa yang dilakukan dengan mewarnai gambar. Selain itu, dilakukan pengambilan data status gizi pada siswa.
Tim PKM-M ini dalam rencana selanjutnya akan terus melakukan program Kelas Pintar Gizi secara bertahap. Dengan bimbingan dosen FKKMK UGM, dr. Arta Farmawati Ph.D, pada bulan Juni 2019, mereka akan melaksanakan kegiatan mengubah tampilan ruang makan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita, dan melakukan sosialisasi pada orang tua dengan membagikan modul Pintar Gizi Anak Autis, pembentukan kader orang tua dan guru di sekolah, pengenalan website Kelas Pintar Gizi, dan pengenalan Game edukatif untuk anak.
“Kita berharap hasil dari program ini mampu berdampak pada pemberdayaan fasilitas dan kegiatan-kegiatan sekolah, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang gizi dan pada akhirnya siswa-siswi dapat menerapkan perilaku makan yang lebih baik,” harap Nadia. (Humas UGM/ Agung)