Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka kerja sama dengan Université de la Nouvelle Caledonie (UNC). Nota Kesepahaman telah ditandatangani oleh Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, dan Rektor UNC, Gaël Lagadec, pada Senin (26/8) di Kampus UNC di Noumea, ibu kota Kaledonia Baru.
Kerja sama dengan UNC merupakan upaya UGM mewujudkan kerangka Asia–Pacific Partnership. ”Seiring perubahan konstelasi ekonomi-politik dan posisi rim Asia – Pasifik yang semakin strategis dalam hubungan internasional, dibutuhkan bentuk-bentuk kerja sama yang semakin konkret di antara lembaga pendidikan tinggi di wilayah Asia dan Pasifik,” kata Panut Mulyono dalam sambutannya.
Menurutnya, UGM berkomitmen memperkuat diplomasi Indonesia di Pasifik melalui kerja sama pendidikan dan kebudayaan di wilayah ini. Perjanjian dengan UNC merupakan kerja sama yang pertama dilakukan UGM dengan perguruan tinggi di wilayah Lautan Pasifik.
Sementara itu, Rektor UNC menyambut baik inisiatif UGM membuka kerja sama dengan pihaknya. ”Sebagai perguruan tinggi di bawah yurisdiksi negara Perancis, kami telah memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi di Eropa, Australia dan Selandia Baru. Kerja sama dengan mitra-mitra perguruan tinggi di Asia akan memperkuat komitmen kami pada pengembangan kawasan Asia-Pasifik,” kata Lagadec.
Menurut Rektor UNC, misi kedatangan delegasi UGM sangat tepat dengan misi pengembangan UNC yang selama ini terfokus pada wilayah Oceania. Ada banyak bidang untuk pembangunan jaringan kerja sama dengan UGM dan pergurutan tinggi Indonesia umumnya. Faktor budaya, pertalian keluarga, sejarah, turisme Franco-Indonesia dan berbagai aspek kultural adalah tema-tema yang dapat dikerjakan bersama oleh peneliti-peneliti dari UGM dan UNC.
”Tetapi kami juga memiliki expertise untuk penelitian di bidang metal mining, industri metalurgi dan kedokteran,” kata Lagadec. Ia menambahkan UNC siap memulai kerja sama bidang-bidang tersebut dengan UGM.
Acara penandatanganan Nota Kesepahaman UGM–UNC itu dihadiri oleh jajaran pimpinan UNC, antara lain Direktur Pertukaran Global sekaligus Dekan Fakultas Humaniora, Éléonore Lainé-Forrest, dan Direktur Pusat Penelitian Hukum dan Ekonomi, Catherine Ris. Dari pihak UGM, turut serta Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Wening Udasmoro, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Agus Suwignyo, dan Kepala Departemen Sejarah, Sri Margana.
Acara juga dihadiri oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Noumea, Ahmad Gozali Hasan Mustafa, dan Perwakilan Komisariat Tinggi Perancis di Kaledonia Baru, Ulric de la Borie de la Batut.
Seusai penandatanganan Nota Kesepahaman, seluruh rombongan delegasi UGM diajak berkeliling kampus UNC untuk melihat berbagai fasilitas perpustakaan dan laboratorium
Seperti diketahui, Kaledonia Baru, sebuah teritori beberapa pulau di Lautan Pasifik dan berpenduduk sekitar 250.000 jiwa, merupakan provinsi sebrang-laut (antille) negara Perancis. Sebagai wilayah di bawah sistem hukum Perancis, Kaledonia Baru menerapkan sistem pendidikan tinggi Perancis, yang saat ini terakreditasi dalam jejaring sistem pendidikan tinggi Uni Eropa. UNC memiliki sekitar 3.000 mahasiswa, menjadi perguruan tinggi terbesar di Kaledonia Baru dengan standar dan kualifikasi pendidikan Uni Eropa.
Kerja sama UGM – UNC meliputi bidang pengembangan penelitian dosen, pertukaran dan magang mahasiswa, dan program-program pelatihan yang relevan bagi penguatan kapasitas civitas academica kedua pihak. (Humas UGM/Satria;foto: Agus Suwignyo)