Kanker payudara tripel negatif (TNBC) menjadi penyebab sekitar 10-20 persen kasus kanker payudara secara total. Bahkan, kanker payudara tipe ini paling agresif karena negatif dari estrogen, progesteron, dan juga HER-2. Sementara sebuah penelitian di Indonesia pada 2014 diketahui kanker payudara triple negatif di Indonesia menjadi terbesar kedua diantara tipe kanker payudara secara keseluruhan dengan persentase 25 persen.
Mahasiswa program doktoral Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Pamungkas Bagus Satriyo, menyebutkan bahwa disregulasi siklus sel biasanya terjadi pada kanker termasuk kanker payudara triple negatif. Baru-baru ini, beberapa inhibitor farmakologis yang menargetkan pos pemeriksaan sel disetujui oleh FDA untuk mengobati pasien kanker payudara HR + / HER-2 metastatik tingkat lanjut, tetapi tidak pada pasien TNBC. Cylin dependent kinases (CDK) menjadi mesin utama dalam mengendalikan siklus sel. Ekspresi dan aktivasi CDK diatur dengan ketat oleh mekanisme partikular seperti Wm dan beberapa microRNA.
“Dengan memahami CDK / Wnt / microRNA, harapannya dapat meningkatkan pengetahuan dasar tentang regulasi siklus sel dalam TNBC dan untuk mengungkap kemungkinan pendekatan baru untuk merawat pasien TNBC,” sebutnya saat ujian terbuka program doktor, Kamis (12/9) di FKKMK UGM.
Bagus pun mulai melakukan penelitian untuk membuktikan pentingnya CDK / Wnt / microRNA dalam TNBC. Dia menemukan senyawa kecil potential yakni 4AAQB yang dapat menghambat siklus sel melalui CDK 2/4 dalam sel TNBC.
Penelitian dimulai dengan menyelidiki kandidat miR terbaik yang meningkatkan regulasi pada pasien TNBC. Selanjutnya, melakukan analisis nanostring dan analisis bioinformatika pada pasien TNBC Indonesia.
“Hasilnya ditemukan10 miRs yang disregulasi dalam jaringan tumor primer pasien TNBC menggunakan uji Nanostring,” jelasnya.
Tak hanya itu, hasil lain menunjukkan bahwa CDK 2/4 memiliki korelasi yang signifikan terhadap kelangsungan hidup pasien kanker payudara secara keseluruhan, tetapi tidak dengan CDK 6. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa penghambatan CDK 2/4 melalui jalur pensinyalan Wnt yang menandakan jalur pensinyalan mengganggu pertumbuhan sel, migrasi, invasi dan tumorigenisitas sel TNBC. Pengobatan 4-AAQB juga dapat menghambat ekspresi CDK 2/4 sel TNBC dalam cara yang tergantung pada dosis.
“Disini diketahui miRs / Wnt / CDK berperan sebagai regulator penting dalam proliferasi sel di TNBC,”tuturnya. (Humas UGM/Ika; foto: shutterstock)