Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial dapat memengaruhi legitimasi organisasional perusahaan. Teori ini juga berargumen bahwa pada saat terjadi insiden negatif, pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi insiden negatif yang terjadi.
Sayangnya, teori legitimasi tidak memberikan panduan tentang bagaimana aspek negatif dapat diungkap sehingga mendatangkan manfaat legitimasi. Oleh karena itu, penelitian Poppy Dian Indira Kusuma dalam disertasi Pengaruh Strategi Legitimasi untuk Mengomunikasikan Aspek Negatif Dalam Laporan Tanggung Jwab Sosial Terhadap Legitimasi Organisasional dan Keputusan Investasi mengusulkan teori impresi untuk melengkapi teori legitimasi dalam menjelaskan manfaat legitimasi dan pengungkapan tanggung jawab sosial.
“Diharapkan melalui disertasi ini akan memberikan sebuah solusi alternatif agar perusahaan dapat tetap mempertahankan legitimasi organisasionalnya meskipun insiden-insiden negatif terjadi di dalam perusahaan,” ujar Poppy Indira, di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Rabu (23/10) saat menjalani ujian terbuka Program Doktor.
Poppy menjelaskan strategi-strategi legitimasi untuk mengomunikasikan insiden negatif yang ditawarkan dalam disertasi ini diharapkan dapat menekan dampak buruk dari pengungkapan insiden-insiden negatif tersebut pada legitimasi organisasional perusahaan. Sementara simpulan yang dicapai dalam disertasi ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan untuk lebih transparan dalam mengungkap informasi tanggung jawab sosialnya.
“Hasil penelitian ini mendukung pentingnya strategi legitimasi untuk digunakan dalam mengungkap aspek negatif terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Tanpa strategi legitimasi, laporan tanggung jawab sosial yang mengandung aspek negatif cenderung memberikan dampak negatif pada legitimasi organisasional perusahaan,” ucap Poppy, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman ini.
Secara umum, hasil penelitian ini mendukung argumen dalam teori legitimasi bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dijadikan sebagai media untuk membentuk impresi positif terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Meski begitu, ketika pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mengandung aspek negatif, perusahaan perlu melengkapinya dengan strategi legitimasi untuk mengungkap aspek negatif tersebut. (Humas UGM/ Agung)