Ully Isnaeni Effendi, A.Md., S.E., M.Sc, tenaga kependidikan Kantor Arsip UGM, merasa senang saat dinobatkan sebagai juara 1 Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Nasional 2019 untuk kategori Arsiparis Berprestasi. Ia maju Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Nasional 2019 yang diselenggarakan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi setelah menjadi yang terbaik di UGM.
“Masih merasa tidak percaya, tidak terlintas untuk menang. Saya maju karena ditunjuk bersama teman yang lain untuk mengikuti pemilihan di UGM terlebih dulu,” ucap Ully di Kantor Arsip UGM, Rabu (30/10).
Ully menuturkan dasar mengikuti pemilihan tingkat national karena ia menjadi pemenang pemilihan arsiparis tahun 2018 di UGM. Dengan mengantongi kemenangan tersebut, ia pun di tahun 2019 dikirim untuk mengikuti seleksi tingkat nasional.
“Salah satu persyaratan pemilihan nasional ini dan ikut berlomba adalah pemenang dari hasil seleksi masing-masing perguruan tinggi,” ucapnya.
Ully kembali menuturkan pemilihan di tingkat nasional diikuti puluhan wakil dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Hasil seleksi terpilih 10 finalis dari UNY, UI, IPB, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Lampung, Unibraw, UNS, UGM, Unpad dan UPI.
Untuk menentukan tiga pemenang maka 10 finalis tersebut harus melalui beberapa tahap penilaian, diantaranya tes kognitif, karya inovatif, presentasi, Leaderless Group Discussion dan tes kompetensi. Setelah dilakukan penilaian maka keluar tiga pemenang, yaitu Ully Isnaeni Effendi dari UGM sebagai juara 1, Rama Nararya Anuraga (UNS) juara 2 dan Wawat Setiawati (Universitas Padjajaran) sebagai juara 3.
“Yang dinilai banyak dan syarat di pemilihan nasional antara lain data diri, pendidikan dan latihan, pekerjaan, penghargaan yang diperoleh, karya kreatif inovatif, laporan pekerjaan kearsipan, membuat video profil, keanggotaan profesi, dan makalah karya tulis ilmiah,” tuturnya.
Untuk karya ilmiah, Ully mengaku mengajukan judul penyampaian informasi kepada masyarakat melalui bidang kearsipan. Sedangkan karya inovatifnya, ia membuat indeks arsip.
Indeks arsip ini, misalnya saja mengindeks Laporan Tahunan Rektor UGM periode September sampai dengan tahun 1965. Atau lebih tepatnya mengindeks 13 Laporan Tahunan Rektor UGM yang disampaikan pada bulan September tiap tahun sampai dengan tahun 1965.
“Selain itu, juga penilaian menyangkut kegiatan mengolah arsip menjadi informasi, seperti pembuatan guide arsip tematis, naskah sumber arsip, dan lain-lain,” ungkapnya.
Meski mengaku pada awalnya tidak suka dengan arsip, Ully membuktikan dengan ketekunan bisa meraih prestasi yang membanggakan. Sederet prestasi yang ditorehkannya antara lain juara 1 lomba karya tulis ilmiah tingkat ANRI 2012, juara 2 Arsiparis berprestasi tingkat Kemdikbud 2013, juara 2 Arsiparis berprestasi tingkat UGM 2015, juara 1 Arsiparis berprestasi tingkat UGM 2018 dan juara 1 Arsiparis berprestasi Kemenristekdikti tahun 2019.
Dengan kemenangan ini, ia berharap tetap bisa mengembangkan diri, bisa terus belajar banyak hal untuk mendukung bidang kearsipan. Menurutnya, menjadi pemenang memikul beban dan tanggung jawab.
“Dulu awalnya saya tidak senang, kuliah arsip aja dulu juga tidak senang, Tapi lama-lama setelah masuk ke dalamnya ternyata arsip itu luas. Dari arsip rejeki saya berasal, saya bisa sekolah S2, bisa mengenal banyak orang, bahkan dulu pernah menjadi pengajar di D3 Kearsipan, dari sini pula saya berbagi ilmu menjadi praktisi kearsipan dan mengembangkan diri,” pungkasnya. (Humas UGM/ Agung;foto:Firsto)