Universitas Gadjah Mada dan Grab, aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, menjalin kemitraan strategis untuk mendukung industri 4.0 di Indonesia. Jalinan kemitraan ini diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) guna mempersiapkan tenaga ahli dalam menyongsong industri 4.0 Indonesia serta mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi yang mencakup Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat.
Penandatanganan kerja sama dilakukan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, dan Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, di ruang Rektor UGM, Jumat sore (8/11).
Neneng Goenadi dalam sambutannya mengatakan sebanyak 16 persen generasi muda di Asia Tenggara berkeinginan bekerja di sektor teknologi masa depan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Grab meluncurkan program kontribusi sosial Grab for Good di bulan September lalu.
Melalui kerja sama ini ia berharap dapat mendukung salah satu tujuan Grab for Good untuk membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan. Bersama dengan institusi pendidikan terkemuka seperti UGM, keduanya berusaha melatih 20.000 siswa melalui inisiatif pengembangan talenta teknologi di seluruh Asia Tenggara.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, menyatakan dalam era revolusi industri 4.0 yang dulu belum terpikirkan sekarang menjadi nyata. Mungkin pula yang sekarang tidak terpikirkan, sekian tahun kedepan bisa menjadi sesuatu yang nyata.
“Dulu tidak berpikir ada grab semacam itu. Tidak terpikir kita berkomunikasi jarak jauh, kini cukup dengan skype, whattsap dan sebagainya, kita tidak pernah berpikir soal itu,” katanya.
Dengan Grab memudahkan orang bisa pergi kemana saja, dari satu tempat ke tempat lain. Apalagi melihat kondisi Jogja yang akhir-akhir ini sudah macet maka kehadiran Grab sangat membantu.
“Mau belanja tinggal buka aplikasi, juga ke luar negeri grab sangat membantu. Karenanya upaya kerja sama ini kita sambut sangat positif, semoga memberi manfaat yang besar salah satunya yang kami harapkan dapat mengurangi transportasi di dalam kampus UGM,” ucapnya.
Bambang Kironoto mengakui pemakai kendaraan dalam kampus UGM saat ini sangat banyak sehingga mengalami kesulitan dalam penyediaan lahan parkir yang memadahi. Diharapkan kerja sama dengan Grab membantu solusi transportasi dalam kampus UGM.
“Kalau memungkinkan dengan kerja sama ini mahasiswa tidak usah bawa mobil, cukup dengan Grab dan transportasi yang lain. Bisa mengurangi polusi, lebih tertib, nyaman,” harapnya. (Humas UGM/ Agung)