Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih tiga penghargaan dari ajang Asian Youth Innovation Awards (AYIA) – Malaysia Technology Expo 2020 yang berlangsung pada 20 – 22 Februari 2020 di Putra World Trade Center (MTE), Malaysia.
Dalam acara yang diikuti ratusan peserta dan menghadirkan 413 inovasi dari berbagai negara dunia ini, dua tim UGM sukses membawa pulang medali emas, medali perak, dan spesial award. Penghargaan diperoleh dari dua kategori perlombaan yang berbeda. Berikut inovasi yang diajukan oleh tim mahasiswa UGM:
Aplikasi Promosi UMKM
Tim yang beranggotakan Samuel T. M. Silitonga (Akuntansi) dan Muhammad Ilham R. Karyanto (D3 Ilmu Komputer) meraih medali emas dari kategori social innovation and enterpreneurial management dengan mengajukan inovasi berupa platform bagi pemberdayaan UMKM di Yogyakarta bernama imart (imart.co.id). Tak hanya menyabet medali emas, tim tersebut juga mendapatkan Special Awards dari Chinese Innovation and Invention Society (CIIS) Taiwan.
“Aplikasi yang tengah kami kembangkan ini menjadi platform yang diharapkan bisa membantu mempromosikan UMKM di Yogykarta,” terang Samuel saat dihubungi Senin (9/3)
Samuel menuturkan pengembangan aplikasi tersebut dilatarbelakangi dari adanya ketidaksetaraan yang masih tinggi pada usaha-usaha masyarakat (UMKM) karena minimnya exposure. Hal tersebut juga terkait dengan masih banyaknya broker komoditas yang memiliki akses distribusi sehingga dengan mudah menetapkan harga. Kondisi itu mendorongnya membuat inovasi yang dapat membantu UMKM.
Aplikasi ini dikembangkan dengan sejumlah fitur. Beberapa diantaranya seperti pencarian, pemesanan komoditas UMKM, sistem pembayaran online, dasbor untuk UMKM, serta dasbor analisis data.
Aplikasi Rekam Medis Elektronik
Penghargaan berupa medali perak diperoleh tim yang beranggotakan Nadya Anggraini (D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan), Danariyanto (D3 Teknologi Instrumentasi), Ezekiel Prayanta Linting (Teknologi Informasi), Ichlasul Amal (Teknologi Informasi), dan Mukhamad Burhanudin (Teknik Elektro) dari kategori ICT. Mereka membawa karya berupa electronic medical record scanner (Elmers) untuk membantu proses perekaman medis tenaga kesehatan di rumah sakit.
Ichlasul Amal mengatakan rekam medis berbasis digital masih belum dikembangkan di tanah air. Saat ini, rekam medis masih dilakukan secara manual menggunakan kertas.
“Kami mengembangkan elmers agar proses penyalinan rekam medis dari berbasis kertas ke digital bisa dilakukan dengan mudah. Cukup dengan sekali captre dengan kamera,” jelasnya.
Penulis: Ika