Fakultas Biologi UGM bekerjasama dengan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Cabang Yogyakarta menggelar Seminar Nasional Anggrek 2006. Seminar dalam rangkaian kegiatan “Gelar Potensi Anggrek Indonesia 2006†ini, berlangsung di Auditorium Fakultas Biologi UGM, Jum’at, (17/11).
Dalam seminar ini, dipresentasikan 16 makalah, dibagi dalam empat sesi, yaitu Sesi Pembicara Kunci (Kebijakan Pengembangan Anggrek dan Tanaman Hias di Indonesia), Sesi pembicara utama (Konservasi Budidaya dan Pengembangan desain dan Estetika Anggrek), Sesi Anggrek dan Sesi Aneka Flora. Dari keempat sesi, Ketua Panitia Seminar Dr Endang Semiarti MS MSc, berharap terjadi diskusi interaktif dan saling bertukar ide untuk memajukan dunia peranggrekan dan tanaman hias di Indonesia.
Dekan Fakultas Biologi UGM Dr Siti Sumarmi mengungkapkan, saat ini Anggrek dan Tanaman Hias lain sudah sangat luas diperdagangkan. Harga persatuan tanaman ini sudah disetarakan atau bahkan melebihi harga komoditi tanaman hijau lainnya. Beberapa jenis tanaman yang digemari, ditengarai berharga sangat mahal.
“Seperti tanaman Corong Buntung, jenis Anthurium langka yang harganya mencapai Rp 2,5 juta untuk tanaman dengan usia 2,5 tahun, bahkan ada jenis tanaman lain yang harga satu daunnya jutaan rupiah. Ini tentu menggembirakan, sekaligus menjadi peluang bisnis yang menguntungkan bagi pecinta Anggrek dan Tanaman Hias,†ujar Dekan Fakultas Biologi UGM saat membuka seminar.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Anggrek Indonesia Hj Mufidah Jusuf Kalla, menyambut baik penyelenggaraan Seminar Nasional Anggrek ini. Selain menjadi media saling tukar informasi pengetahuan tentang anggrek di tanah air, kegiatan ini diharapkan akan menambah wawasan petani, wirausahawan, praktisi dan akademisi dalam pembudidayaan anggrek di masa depan.
“Beberapa spesies anggrek Vanda tricolor telah dikonservasi baik secara ex situ maupun in situ di lereng Gunung Merapi dan sekitarnya, kemudian Dendrobium capra yang menjadi anggrek khas di Yogyakarta. Ini tentu menjadi potensi sumber daya alam yang sangat berharga bagi bangsa dan negara,†tambah Mufidah Jusuf Kalla.
Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia cabang Yogyakarta Ir Soetjipto Dirdjopranoto, nampaknya sepakat. Dirinya berharap, dari seminar ini akan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi para praktisi anggek di Indonesia. (Humas UGM)